Mencontoh Semarang, Pemkot Cirebon Diminta Kembangkan Wisata Sejarah

Mencontoh Semarang, Pemkot Cirebon Diminta Kembangkan Wisata Sejarah

POTENSI SEJARAH. Anggota Komisi III DPRD Kota Cirebon, Andi Riyanto Lie meminta Disbudpar memaksimalkan potensi sejarah dan budaya untuk mendatangkan wisatawan ke Kota Cirebon. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Komisi III DPRD Kota Cirebon mendesak Pemkot Cirebon, melalui Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Disbudpar) untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Salah satunya, meminta Disbudpar mengembangkan secara maksimal kekayaan sejarah serta budaya yang menjadi daya tarik utamanya.

Anggota Komisi III DPRD Kota Cirebon, Andi Riyanto Lie mengatakan, sebagai salah satu kota tertua di Jawa Barat, Kota Cirebon memiliki kelebihan yang tidak dimiliki daerah lain.

Yakni keberadaan bangunan cagar budaya yang kaya akan nilai historis. Jika dimaksimalkan, itu akan menjadi daya jual, sekaligus daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke kota wali.

Andi mencontohkan Semarang, yang menurutnya potensi Kota Cirebon tidak jauh berbeda dengan Kota Semarang yang ramai dikunjungi wisatawan.

"Kawasan kota tua di Semarang itu luar biasa. Suasananya seperti di Eropa. Karena bangunan cagar budayanya dipelihara dan ditata dengan benar. Kota Cirebon sebenarnya ada dan bisa dijadikan seperti itu," jelas Andi.

Bangunan cagar budaya yang ada, kata Andi, bisa, bahkan harus dimanfaatkan agar menjadi aset untuk menarik minat wisatawan domestik, selain itu menjadi identitas penting bagi pariwisata Kota Cirebon.

Selain cagar budaya yang harus dipelihara, ditambahkan Andi, poin penting lain yang harus dilakukan Disbudpar, adalah membuat kalender event tetap, sehingga para wisatawan bisa mengetahui agenda pariwisata dan kebudayaan yang ada di Kota Cirebon, dan mulai merencanakan kunjungannya.

"Untuk ke sana, saya mendorong dari dulu harus ada anggaran khusus untuk cagar budaya, karena belum tentu pemilik cagar budaya bisa merawatnya. Itu menjadi tanggung jawab pemerintah, belum lagi siapkan jadwalnya, supaya wisatawan tahu, kapan dan agenda menarik apa yang bisa mereka tonton di Kota Cirebon," imbuh Andi.

Senada, Ketua Komisi III, dr Tresnawaty SpB juga menyampaikan, meskipun Kota Cirebon hanya terdiri dari lima kecamatan, namun potensi kebudayaan dan pariwisatanya sangat tinggi, terlebih di Jawa Barat.

Khusus untuk cagar budaya, kata dr Tresna, Komisi III mengingatkan bahwa harus ada aturan dasar yang mengatur pendataan, penelitian, dan riset mengenai benda serta bangunan bersejarah di Kota Cirebon, sehingga bangunan dan benda yang diduga sebagai cagar budaya bisa diinventarisir dan teridentifikasi secepatnya. Lalu dilakukan upaya perawatannya.

"Potensi-potensi ini harus dikembangkan. Dan dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah. Intinya harus dijaga dan dirawat," tukas dr Tresna. (sep)

Sumber: