Kereta Cepat Jakarta-Bandung Minta Suntikan Dana Lagi, Rp3,2 Triliun

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Minta Suntikan Dana Lagi, Rp3,2 Triliun

--

RAKYATCIREBON.ID, JAKARTA  - Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah diujicoba,  meluncur mulus disaksikan Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping, Rabu (16/11/2022). Namun dalam penyelesaiannya masih meninggalkan sejumlah kendala.

Seperti pembengkakan biaya atau cost overrun, yang saat ini masih menunggu suntikan dana dari pemerintah cair. Yaitu, berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3,2 triliun.

"Kalau PMN diberikan maksimal di Desember kami bisa yakinkan tidak ada penambahan cost overrun lagi. Dan proyek akan selesai pada pertengahan tahun 2023," kata Dirut PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo di hadapan Komisi VI DPR RI, Rabu lalu (9/11/2022).

Mengutip paparan KAI, jika tidak terdapat kepastian terhadap pendanaan cost overrun, akan berpengaruh pada kondisi cash flow para kontraktor untuk dapat menyelesaikan proyek pada Juni 2023. Ini berarti, proses pembangunan dapat kembali mengalami perlambatan atau terhenti.

Saat ini progres pembangunan KCJB sudah mencapai 80,4%, yang ditargetkan pada pertengahan 2023 masyarakat sudah bisa menempuh perjalanan Jakarta-Bandung hanya 36 menit dari 3 jam dengan kereta ini.

Pembengkakan biaya berdasarkan review Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP) yang menghitung hasil asersi 1 dan 2 mencapai US$ 1,44 miliar atau mencapai Rp21,4 triliun (Rp 14.800/US$).

Menurut Didiek, karena keterbatasan keuangan dari sponsor Indonesia, telah tercapai kesepakatan dengan pihak China National Development and Reform Commission (NDRC) supaya struktur pendanaan cost overrun dilakukan dengan skema 25% ekuitas, dalam hal ini konsorsium Indonesia-China. Dan, 75% dari pinjaman.

Di mana porsi Indonesia dalam ekuitas sebesar 60% atau senilai Rp 3,2 triliun yang diusulkan bersumber dari PMN kepada KAI. Sedangkan Rp 2,14 triliun bersumber dari ekuitas pihak China yang memiliki porsi 40%.

Sisanya sekitar Rp16 triliun dari pembengkakan biaya akan diupayakan dari pinjaman yang berasal dari China Development Bank (CDB).(dce/rakcer)

Sumber: