RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Politisi PKB, Hj Yuningsih MM menyebut kader PKB dari kalangan perempuan banyak yang berpotensi untuk didorong maju di bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sebut saja, seperti Hj Ismiyatul Fatihiyah Yusuf dan Dr Hj Hanifah MA.
Keduanya dinilai Wakil Ketua DPRD periode 2014-2019 itu memiliki kapabilitas dan laik untuk berkontestasi di bursa Pilkada. Ismi sendiri merupakan alumni universitas ternama di Australia dan saat ini menduduki posisi di Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon.
Pun demikian dengan Dr Hj Hanifah MA yang menduduki kursi legislatif di komisi III DPRD Kabupaten Cirebon. Kiprah keduanya tidak diragukan, dan kerap kali menyuarakan hak-hak perempuan.
Menanggapi hal itu, Ismi--sapaan akrabnya mengapresiasi dukungan dari seniornya di partai berlambang bumi bintang sembilan itu. Namun, bicara soal kelaikan, perempuan berkacamata itu mengembalikan terkait kontestasi Pilkada kepada politisi yang kini sedang menduduki kursi di DPRD Provinsi Jawa Barat.
“Terkait Pilkada, tentunya saya berterima kasih disebut sebagai kader potensial yang laik diusung. Namun menurut saya, Mba Ning (Yuningsih, red) yang lebih senior, juga laik untuk didorong ke Pilkada,” kata Ismi, kepada Rakyat Cirebon, Minggu (22/5).
Tapi, secara garis besar kata politisi yang belum lama dilantik menjadi Ketua DPC Perempuan Bangsa Kabupaten Cirebon itu, perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk tampil di ruang politik. “Saya setuju terkait kesempatan di ruang politik yang lebih luas untuk perempuan,” katanya.
Bahkan pihaknya mendukung aktivis perempuan serta organisatoris perempuan untuk terlibat aktif dalam kontestasi Pileg dan Pilkada. Caranya dengan bergabung melalui bendera partai politik. “Silakan, teman-teman aktivis, teman-teman organisatoris perempuan untuk bersama-sama terlibat aktif dan bergabung dengan parpol dan ikut berkontestasi di Pileg maupun Pilkada,” tegasnya.
Karena kata Ismi, yang terpenting bagaimana keterwakilan perempuan di politik mampu mengawal isu-isu perempuan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Saat ini, ruangnya sudah jauh lebih terbuka. Bahkan secara regulasi, sudah diatur. Minimal keterwakilan perempuan 30 persen dan hingga kini, kuota 30 persen di parlemen sendiri, belum pernah tercapai.
Sebelumnya, legislator perempuan DPRD Provinsi Jawa Barat, Hj Yuningsih MM mengatakan, keterwakilan perempuan di dunia politik masih harus diperjuangkan. Keterwakilan perempuan baik di eksekutif maupun legislatif di Kabupaten Cirebon masih sedikit.
Menurut Yuningsih, eksekutif harus menunjukan keberpihakannya kepada perempuan dengan memberikan kesempatan dan ruang agar keterwakilan perempuan bisa dioptimalkan. Ia pun sepakat jika perempuan bisa menjadi apa saja. Termasuk menjadi kepala daerah. Karena itu, ia akan mendorong PKB untuk mengusung banyak calon perempuan di pelaksanaan Pemilu dan Pilkada mendatang.
“Jika perempuan diberi kesempatan dan kepercayaan, bisa juga jadi pimpinan. Saya mendorong agar PKB juga bisa mendorong calon perempuan untuk maju Pilkada,” paparnya.
Dari internal PKB sendiri, ia melihat banyak kader perempuan yang bisa didorong untuk maju Pilkada. Diantaranya Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, yakni Hj Ismiyatul Fatihiyah Yusuf yang dinilai sebagai kader potensial, mumpuni dan merupakan lulusan Australia. Selain itu ada juga Dr Hj Hanifah MA yang kini menduduki posisi di komisi III. (zen)