RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Meski kondisinya sudah tak berbentuk, peti sikuntul, pusaka peninggalan Pangeran Suryanegara ini tetap mendapat perlakuan khsusus layaknya benda keramat lainnya. Kini, peti ini berada di kediaman Elang Panji Jaya Prawirakusuma.
Diceritakan, peti sikuntul merupakan tempat Pangeran Suryanegara menaruh peralatan pribadinya. Usianya sudah 400 tahun. Wajar peti ini tak lagi berbentuk persegi panjang. Melainkan sudah burai berupa bongkahan kayu.
Sebetulnya, peti sikuntul satu paket dengan pusaka lainnya. Yakni panurat jaga. Dua pusaka ini sama-sama milik Pangeran Suryanegara. " Ini merupakan pusaka yang sudah turun temurun. Panurat dan peti sikuntul itu satu rangkaian," terangnya.
BACA JUGA:Kesenian Cirebon Diberi Panggung di Pagelaran Seni Jogja
Namun setelah peti ini diwariskan kepada keturunan Pangeran Suryanegara, pada tahun 1942 antara peti sikuntul dan panurat jagat terpisah karena dimiliki oleh keturunan yang berbeda. Kini, peti sikuntul dan panurat jagat kembali bisa disatukan setelah 79 tahun.
"Pangeran Suryanegara keluar dari Keraton Kasepuhan tahun 1769 ke Mertasinga membawa pusaka yaitu panurat jagat, peti sikuntul kemudian 400 kitab dan naskah kuno serta berbagai pustaka inti lainnya," jelas dia.
Menariknya, kehadiran peti sikuntul di kediaman Elang Panji disambut antusias warga. Terbukti, saat peti sikuntul disucikan tiap tanggal 7 Mulud penanggalan Jawa, air bekas mencuci peti sikuntul jadi rebutan warga.
Peti sikuntul dibersihkan menggunakan air kembang dari sumur kejayaan. Sebelumnya dilakukan berbagai ritual sebagai doa pengiring.
Warga berbondong-bondong membawa ember, botol hingga gayung guna bisa mendapatkan air bekas cuci pusaka.
"Kalau air itu tergantung kepercayaan masing-masing. Ada yang untuk di perahu ada yang untuk di sawah supaya hasilnya melimpah," tegas dia. (wan)