RAKYATCIREBON.ID, CIREBON-Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Ir. Hermansyah M.Si., melaksanakan kegiatan Pelepasan Ekspor Perdana Ikan Lele (Clarias batrachus), Kamis (21/7). Ekspor yang berlokasi di Unit Pengolahan Ikan (UPI) CV Adi Jaya Mandiri, adi Blok Sirawa RT 01 RW 05 Desa Grogol Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, dikirim ke Busan Korea Selatan.
Acara pelepasan ekspor Perdana Clarias batrachus, dihadiri perwakilan dari Kepala Stasiun Karantina BKIPM Cirebon, Bea Cukai, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Unit Kerja Lingkup DKP Provinsi Jabar, Bappeda Provinsi Jabar, PT. Agro Jabar, Tim Akselerasi Pembangunan Jawa Barat dan Tim Ahli Jabar Juara.
Jumlah ekspor awal Ikan Lele, sebanyak 1 Cont 20 fit (8,131.20 kg) dengan Unit Pengolahan ikan yang sudah tersertifikasi, Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP). Asal bahan baku dari unit budidaya yang sudah tersertifikasi Cara Budidaya atau Suganda Farm dan sudah memenuhi persyaratan lainnya sesuai standar persyaratan ekspor. Pemenuhan standar produk menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk dapat memenuhi permintaan standar atau kriteria dari konsumen.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Ir. Hermansyah, M.Si mengatakan, permintaan produk hasil perikanan di Jawa Barat terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kemudian di lain pihak, terjadi pergeseran pola konsumsi sebagai akibat meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang sehat. Salah satunya, dicirikan dengan tingginya kandungan protein dan rendahnya kandungan kolesterol sebagaimana terdapat pada ikan. "Hal ini merupakan peluang bagi kita, sebagai stakeholder yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan dalam memenuhi kebutuhan tersebut," ungkapnya.
Produksi perikanan budidaya di Jawa Barat, Hermasyah memaparkan, sampai tahun 2021 sebesar 1.233.563 ton dengan salah satu komoditasnya terbesarnya adalah ikan lele, yang menjadi urutan nomor 2 setelah komoditas ikan nila dengan jumlah produksi yang tercatat sebesar 245.194 ton atau sebesar 19,87 persen. Tetapi secara produksi nasional, jumlah produksi Ikan Lele di Jawa Barat adalah jumlah penyumbang terbesar pertama untuk komoditas Lele se-Indonesia.
“Sampai saat ini pemasaran untuk ekspor produk perikanan air tawar masih cukup rendah, namun produksinya terus meningkat. Maka, masih perlu dilakukan pembinaan mulai dari tahapan pembudidayaan, penanganan pasca panen, pengolahan produk bernilai tambah sampai dengan proses pengemasan sehingga bisa memenuhi kualitas konsumen untuk di ekspor," katanya.
Hermansyah menjelaskan, saat ini jumlah unit pembudidaya ikan dan unit pengolahan ikan di Jawa Barat sangat besar, sehingga perlu diimbangi dengan upaya pemerintah untuk mendorong percepatan penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP). Diharapkan selain dapat meningkatkan pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, dapat juga memenuhi standar produksi yang diinginkan oleh konsumen, baik lokal maupun ekspor yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai jual produk perikanan.
"Dilaksanakannya ekspor ini, diharapkan dapat mendukung pencapaian peningkatan produksi perikanan budidaya, serta nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan, dalam rangka menjadikan Jawa Barat sebagai daerah kelautan dan perikanan yang mandiri untuk mewujudkan Jabar Juara Lahir dan Batin," jelas Hermasyah.
Lebih lanjut Hermansyah menambahkan, saat ini Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sedang melaksanakan program Petani Milenial yang sudah memasuki tahun ke 2, yang sedang memasuki tahap seleksi. “Kami berharap dengan adanya kegiatan ekspor ini, bisa menjadi salah satu anternatif pemasaran dengan nilai jual yang lebih tinggi bagi para peserta program petani milenial," tandasnya.(*)