RAKYATCIREBON.ID, KESAMBI - Pendidikan politik harus mulai diberikan kepada masyarakat, sejak mereka masih di bangku sekolah, agar para siswa, bisa memahami Demokrasi secara ideal, lalu kemudian bisa melihat realita dilapangan dan membandingkannya.
Untuk itu, Bawaslu Kota Cirebon, melalui program "Goes to School", mulai memberikan pemahaman kepada para siswa terkait dengan sistem kepemiluan di Indonesia.
Kemarin, Bawaslu bertandang ke SMA BPK Penabur, dan memberikan materi seputar kepemiluan dihadapan 180 siswa, pada agenda sekolah penggerak di sekolah tersebut.
Wakasek Kesiswaan SMA BPK Penabur, Mikha Dwi Nugroho mengapresiasi kehadiran Bawaslu Kota Cirebon, yang ikut berpartisipasi dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolahnya.
"Kami berterima kasih kepada Bawaslu, sudah berkenan menjadi mitra kami dalam project sekolah penggerak," ungkap Mikha.
Masuknya Bawaslu, yang notabene merupakan unsur penyelenggara Pemilu, ke sekolah, kata Mikha, memberikan pengetahuan baru bagi para siswa, dimana siswa dikenalkan dengan sistem demokrasi, dan tehnik kepemiluan yang diterapkan di Indonesia.
"Kami merasakan banyak menerima hal baru, anak- anak semakin mengerti tentang Demokrasi, dan lebih siap dalam mengikuti perhelatan Pilkatos (Pemilihan Ketua Osis), yang akan di gelar rabu depan. Bahkan anak-anak mendaptkaan ilmu tentang Demokrasi yang sesuai dengan praktiknya di Indonesia. Ini sesuatu yang positif," ujar Mikha.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kota Cirebon, Devi Siti Sihatul Afiah mengatakan, pendidikan politik memang harus mulai dikenalkan kepada masyarakat sejak dini, bahkan sejak masih dibangku sekolah, sebelum mereka memiliki hak pilih sekalipun.
Hal ini dimaksudkan, agar sistem demokrasi yang baik bisa dipahami oleh para siswa, sehingga pada saat mereka menjadi bagian dari sistem demokrasi, mereka bisa berpartisipasi dengan baik.
"Alhamdulillah, sekolah-sekolah sudah banyak yang mengajak bermitra dengan Bawaslu, dan sekarang SMA BPK Penabur," ungkap Devi.
Maka dari itu, kata dia, Bawaslu pun menyambut baik ajakan kerja sama seperti ini dari pihak-pihak lembaga pendidikan, sehingga semua bisa memahami bahwa mensukseskan Pemilu adalah tanggung jawab semua komponen, termasuk lembaga Pendidikan.
"Disini para guru dan muridnya sangat luar biasa, menyambut dengan antusias dengan project kurikulum merdeka dengan tema satu suara untuk perubahan ini, semoga kedepan pendidikan politik ini lebih dipahami, termasuk oleh generasi muda agar mereka bisa ikut berkontribusi," kata Devi. (sep)