Ini Alasan Ratusan Tentara Cadangan Israel Menolak Bertugas di Gaza dan Lebanon
Tentara, Israel, Lebanon, Gaza,
Tentara Israel,
Dalam perkembangan terbaru konflik Israel-Palestina, ratusan prajurit cadangan Israel telah menyatakan penolakan untuk bertugas di Gaza dan Lebanon.
Keputusan ini dilatarbelakangi oleh berbagai alasan, termasuk kekhawatiran akan strategi pemerintah dan dampak perang yang berkepanjangan.
Yotam Vilk, seorang prajurit cadangan yang telah bertugas selama lebih dari 230 hari di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, kini memutuskan untuk menolak penugasan lebih lanjut.
Vilk merasa bahwa tindakan militer seharusnya hanya digunakan sebagai alat untuk mencapai solusi diplomatik yang mengarah pada perdamaian, namun ia tidak melihat adanya upaya serius dari pemerintah Israel untuk mencapai hal tersebut.
Lebih dari 130 prajurit cadangan lainnya juga telah menandatangani surat terbuka kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Mereka menyatakan penolakan untuk bertugas kecuali ada kesepakatan yang ditandatangani untuk mengakhiri perang dan membebaskan 101 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Max Kresch, prajurit cadangan lainnya yang bertugas di perbatasan Israel-Lebanon selama 66 hari, mengungkapkan keprihatinannya terhadap suasana militeristik dan religius yang kuat selama bertugas.
Ia merasa tidak nyaman dengan sentimen ekstrem yang diungkapkan oleh beberapa rekan prajuritnya.
Para prajurit cadangan yang menolak bertugas menekankan bahwa keputusan mereka bukan untuk mencegah orang lain bertugas, melainkan untuk mendukung mereka yang telah memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam konflik yang semakin berkepanjangan.
Meskipun menghadapi ancaman sanksi dari pihak militer, para prajurit cadangan ini tetap berpegang pada keputusan moral mereka.
Mereka berharap tindakan mereka dapat membawa perubahan positif dan mendorong upaya perdamaian yang lebih serius.
Penolakan ini menambah tekanan pada pemerintah Israel untuk mengevaluasi kembali strategi perangnya dan mencari solusi diplomatik yang dapat mengakhiri konflik serta memulangkan para sandera dengan aman.