CIREBON, RAKCER.ID - Bulan suci Ramadan telah memasuki hari keempat. Namun harga cabai di pasar tradisional Kota Cirebon mengalami lonjakan signifikan.
Misalnya di Pasar Jagasatru, harga cabai rawit yang sebelumnya Rp70.000 per kilogram, kini mencapai Rp90.000 per kilogram, naik sebesar Rp20.000.
"Harga cabai rawit itu sebelumnya di angka 70an, terus sekarang ya di angka 90an. Sementara harga cabai termahal itu di cabai setan, harganya di angka 110. Lumayan turun 10 ribu dibanding hari Minggu," ucap Mang Samut, seorang pembeli cabai di Pasar Jagasatru, kemarin.
Dengan adanya lonjakan harga cabai di pasar tradisional Kota Cirebon yang signifikan, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon, Dr H Iing Daiman bersama Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar, telah melakukan peninjauan langsung ke lapangan untuk memantau situasi ini.
Iing mengakui adanya tren kenaikan harga cabai setan yang dikenal dengan tingkat kepedasan yang tinggi, mencapai sekitar Rp110.000 per kilogram.
Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai di pasar tradisional Kota Cirebon ini tidak dapat dianggap sebagai hal yang wajar.
Peningkatan permintaan selama bulan Ramadan, di mana masyarakat cenderung ingin tetap menikmati masakan yang enak saat Ramadan. Sehingga menyebabkan permintaan terhadap kebutuhan pokok, termasuk cabai, meningkat.
"Nah cabai memang belum lama ini kami bersama pak Kapolresta melakukan peninjauan ke lapangan. Ada tren kenaikan khususnya cabai setan ya, cabai yang pedas banget itu terakhir itu di harga sekitar Rp110 ribu ya,” ucapnya.
“Dengan adanya kenaikan itu, berarti melegalisir bahwa itu kejadian yang wajar ya. Karena memang setiap bulan Ramadan ada demand yang cukup tinggi, mau tidak mau ketika ada demand yang cukup tinggi, supply-nya terbatas. Dampak dari keterbatasan itu ya akhirnya harga menjadi naik," jelasnya.
Untuk mengatasi lonjakan harga cabai di pasar tradisional Kota Cirebon ini, DKUKMPP Kota Cirebon bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon akan terus melakukan pemantauan.
Jika eskalasi harga berlangsung terlalu lama, mereka berencana mengadakan operasi pasar atau gerakan pangan murah untuk menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
"Tapi kami bersama TPID insya Allah selalu monitoring. Kalau eskalasi harga terlalu lama tinggi, maka akan kami lakukan operasi pasar atau gerakan pangan murah," pungkasnya.