Cara TBM Pado Maco, Genjot Minat Baca Masyarakat Sampai Buka Lapak di Pasar Malam

Selasa 22-07-2025,17:28 WIB
Reporter : Zezen Zaenudin Ali
Editor : Yoga Yudishtira
Cara TBM Pado Maco, Genjot Minat Baca Masyarakat Sampai Buka Lapak di Pasar Malam

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Minat baca masyarakat terus digenjot. Caranya, dengan mendekatkan buku kepada masyarakat. Buku apa saja. Disediakan. Disiapkan.

Gerakan itu, dilakukan oleh salah seorang guru asal Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon. Warkina namanya. Ia konsisten mengajak masyarakat untuk gemar membaca.

Gerakannya sudah dimulai sejak tahun 2004 dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pado Maco. Melalui TBM Pado Maco, Warkina rutin membawa buku-buku ke tempat-tempat umum. Seperti pasar malam dan ruang publik lainnya.

Tujuannya jelas. Mengajak masyarakat kembali dekat dengan buku dan membaca menjadi kebiasaan sehari-hari.

“Kita ingin membaca jadi kebiasaan semua orang, bukan cuma anak-anak. Karena itu, kami hadir di mana pun, bahkan di tempat yang biasanya tidak dipakai untuk baca buku,” ujarnya.

TBM ini menyediakan beragam jenis buku. Mulai dari buku sosial, agama, ekonomi, hingga sains dan keuangan. Semua disiapkan agar bisa menarik minat berbagai kalangan.

Warkina mengaku gerakan ini berawal dari keprihatinan melihat anak-anak yang mulai menjauh dari buku. Ia yakin, kebiasaan membaca bisa membentuk pola pikir yang sehat dan kritis.

“Kalau pola pikir kita dibentuk dari bacaan yang tepat, maka kita bisa ambil keputusan yang lebih baik dalam hidup,” katanya.

Kegiatan TBM ini dilakukan secara rutin, bisa tiga sampai empat kali seminggu. Tergantung kondisi fisik dan kesiapan relawan. Selain membuka lapak baca, TBM Pado Maco juga punya sejumlah program literasi, seperti Gerakan Sadar Baca, Read Aloud.

Selain itu Gerakan Literasi Rakyat yang menyasar para orang tua. Program terbarunya adalah Gerbu Membaca alias Gerakan Baca Geropiokan, yakni kegiatan membaca santai tanpa tekanan.

“Kita ingin semua orang merasa nyaman saat membaca. Tidak harus di tempat sunyi atau ruang formal,” tambahnya.

Cara Warkina menyebarkan buku pun cukup unik. Ia pernah menitipkan buku di tempat potong rambut, kios ayam goreng, bahkan di bawah popok bayi saat menjenguk orang yang baru melahirkan. Untuk kado pernikahan, ia memilih memberi buku panduan rumah tangga daripada kartu ucapan.

Kini, TBM Pado Maco dibantu oleh 10 relawan tetap dan puluhan relawan tambahan saat ada acara besar. Mereka bukan hanya membantu teknis, tapi juga ikut memotivasi masyarakat agar tertarik membaca.

“Kita tidak hanya kasih buku, tapi juga semangat. Relawan harus bisa jadi inspirasi,” katanya.

Bagi Warkina, perubahan tidak harus besar. Perubahan kecil tetap berarti. Misalnya, anak yang awalnya kecanduan game, lalu waktu main gamenya berkurang karena mulai tertarik lihat buku. Itu kata dia, sudah kemajuan. (zen)

Kategori :