BACA JUGA:Dukung Pemerintah Perkuat Jaring Pengaman Sosial, BRI Salurkan BSU 2025 kepada 3,76 Juta Penerima
Dan kelima, tersangka mengedit rekening koran dari beberapa Bank milik PAM-TGN, diantaranya BJB, BTN, dan Bank mandiri, dan merubah dengan memark up data transaksi penerimaan dan nilai saldo akhirnya, sehingga terdapat kesesuaian jumlah saldo akhir dengan jumlah penerimaan sebenarnya.
"Banyak yang dilakukan tersangka sendirian, mulai memalsukan tanda tangan, menilep dana yang harusnya masuk kas perusahaan sampai mark up," ujar Eko.
Tindakan yang dilakukan AN ini merugikan negara mencapai 3,7 milyar rupiah, dan jumlah tersebut juga sesuai dengan hasil audit yang dilakukan oleh Inspektorat Kota Cirebon.
BACA JUGA:Pembukaan Pasar Raya 2025 jadi Wujud Komitmen Menjaga Warisan Budaya
Kerugian negara tersebut dirinci menjadi tiga praktek, pertama penggelapan setoran penerimaan di loket PAM-TGN sebesar 2,4 milyar, kedua pengurangan nominal pada saat pemindah bukuan sebesar 1,3 milyar dan ketiga pemalsuan tandatangan specimen direksi, dalam hal ini Direktur Utama dan Direktur Umum pada cek. PAM-TGN sebesar 200 juta.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, alat bukti dan lain-lain, pelaku bekerja sendiri dan untuk kepentingan sendiri, dananya digunakan untuk trading di beberapa aplikasi dan judi online di beberapa situs. Jadi belum kita kembangkan, kita lihat apakah nanti ada novum baru atau tidak," sebut Eko.
Sebagaimana diketahui, dugaan korupsi di tubuh PAM-TGN ini sebetulnya sudah sejak awal 2025 menjadi perbincangan, bahkan sempat menimbulkan gelombang unjuk rasa dari unsur masyarakat yang mendesak agar persoalan ini segera ditangani oleh pihak kepolisian.
BACA JUGA:Silpa Keuangan Desa Masih Bisa Digunakan, Asalkan Sesuai Prosedur
Sampai-sampai, Komisi II DPRD pernah memfasilitasi pertemuan antara pihak BUMD, pihak pengunjuk rasa hingga jajaran kepolisian untuk membahas hal ini. (sep)