RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Setelah berbulan-bulan spekulasi, xAI, perusahaan rintisan kecerdasan buatan milik Elon Musk, akhirnya secara resmi merilis Grok Imagine. Ini bukan sekadar alat text-to-image biasa, ini adalah langkah paling frontal Musk untuk menantang dominasi OpenAI dan Google di ranah kreasi visual. Perusahaan ini tidak hanya menawarkan gambar diam, tetapi juga klip video animasi singkat, sebuah fitur yang langsung memposisikannya sebagai rival serius bagi Sora dan Veo.
BACA JUGA:Rekomendasi Tablet Android Terbaik 2025 untuk Bekerja dan Multitasking
Dari Teks ke Video: Kecepatan dan "AI Vine"
Grok Imagine bekerja dengan prinsip sederhana: mengubah prompt teks menjadi visual. Namun, fitur text-to-video yang diintegrasikan secara mulus adalah senjata utamanya. Berdasarkan demo terbatas yang beredar di kalangan pengguna Premium X, alat ini mampu memproduksi video berkualitas tinggi dengan durasi hingga 15 detik.
Musk, dalam unggahan di platform X, mengibaratkan Grok Imagine sebagai "AI Vine generasi baru", mengacu pada aplikasi video pendek yang populer di masa lalu. Intinya, xAI memprioritaskan latensi rendah dan kecepatan produksi.
"Keunggulan Grok Imagine bukan hanya pada kualitas, tapi pada kecepatan. Di saat model lain butuh waktu menit untuk render video pendek, Grok dirancang untuk membuatnya nyaris real-time. Ini yang dibutuhkan kreator masa kini," jelas seorang pengembang yang terlibat dalam proyek ini, meminta anonimitas.
BACA JUGA:Jangan Panik! 7 Langkah Cepat Mengatasi Sinyal Smartphone yang Hilang Total
Kontroversi "Spicy Mode": Batasan Etika Dibuang?
Seperti produk Musk lainnya, peluncuran Grok Imagine tak lepas dari kontroversi, terutama terkait kebijakan moderasi kontennya yang longgar.
Grok Imagine memperkenalkan serangkaian mode kreasi, termasuk yang disebut "Spicy Mode". Mode ini, yang diklaim Musk sebagai bentuk dukungan terhadap kebebasan berekspresi, secara eksplisit mengurangi filter konten yang biasanya diterapkan oleh AI generatif lain.
Mode ini secara sengaja meredam sebagian besar filter dan batasan etika yang biasa digunakan oleh AI generatif lain. Jika Anda mencoba membuat gambar aneh atau sedikit tabu di Midjourney atau DALL-E dan ditolak, Grok Imagine di mode ini mungkin akan melakukannya.
Keputusan ini langsung memicu kekhawatiran dari regulator dan aktivis keselamatan daring. Mereka menyoroti risiko penggunaan fitur ini untuk membuat deepfake atau konten visual yang menyinggung, meskipun xAI telah menegaskan adanya batasan ketat yang melarang konten seksual eksplisit dan kekerasan ekstrem.
Banyak pihak memprediksi bahwa "Spicy Mode" ini akan menjadi titik pertarungan regulasi AI berikutnya, terutama di yurisdiksi yang memiliki undang-undang anti-misinformasi yang ketat.
BACA JUGA:Aplikasi AI Android Terbaik untuk Membuat Konten Otomatis Cepat
Akses Eksklusif dan Monetisasi X
Saat ini, Grok Imagine bukanlah alat gratis. xAI mengunci fitur ini secara eksklusif di balik paywall X:
- Akses Penuh: Diberikan hanya kepada pelanggan tingkat tertinggi, yaitu Premium Plus dan SuperGrok.
- Strategi: Ini adalah upaya nyata Elon Musk untuk meningkatkan nilai langganan X, mengubah platform media sosial itu menjadi pusat layanan AI premium.
Peluncuran Grok Imagine ini membuktikan bahwa pertarungan AI generatif kini tidak lagi hanya tentang siapa yang memiliki model paling pintar, tetapi juga siapa yang berani menantang norma-norma konten yang ada. Pasar kini menanti, apakah "Spicy Mode" akan menjadi pembeda revolusioner atau justru bumerang bagi ambisi AI Elon Musk.(*)