RAKYATCIREBON.ID - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terancam ditutup. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang baru berlangsung beberapa bulan itu, dimungkinkan memaksimalkan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal itu, sejalan dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon.
Wakil Bupati (Wabup) Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon akan berupaya mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Terlebih, ia juga sempat mendapat \"warning\" dari Sekda Provinsi Jabar agar lebih waspada dan berhati-hati terhadap lonjakan kasus yang diprediksi akan terjadi pada bulan Maret mendatang.
Sekda Provinsi Jabar, kata Wabup, secara khusus menyoroti lonjakan kasus dari kegiatan PTM para siswa di Jabar. Kondisi terkini yang secara umum terjadi di Jabar, tidak menutup kemungkinan terjadi juga di Kabupaten Cirebon.
\"Kemarin disampaikan Sekda Provinsi, bahwa kita harus hati-hati karena kemarin tracing dari satu kelas dengan jumlah siswa 40 anak itu, ada 30 yang terkonfirmasi,\" ujar Ayu, sapaan akrab Wahyu Tjiptaningsih, kemarin.
Sesuai arahan dari Sekda Provinsi Jabar, lanjut Ayu, jika di Kabupaten Cirebon ditemukan kasus dari hasil tracing seperti yang diceritakan Sekda Jabar di salah satu sekolah di wilayah Jabar, maka kemungkinan PTM akan kembali menggunakan PJJ lagi. \"Kata Sekda Jabar, kalau misal ditemukan seperti itu, PTM-nya mungkin harus PJJ lagi, untuk menekan supaya kasus tidak tinggi lagi,\" kata Ayu.
Meskipun jumlah siswa di Kabupaten Cirebon yang terkonfirmasi Covid-19 hanya 11 anak dan masih dalam kategori aman untuk keberlangsungan PTM karena positivity rate-nya masih di bawah 2 persen, namun Ayu menyebut langkah antisipasi tetap harus dilakukan. Ayu tidak ingin kasus meningkat karena pada bulan Maret nanti sudah mendekati hari raya Idul Fitri.
Secara tegas, Ayu juga meminta agar pencegahan Covid-19 di Kabupaten Cirebon tidak hanya menunggu kasus meningkat, tapi harus diantisipasi sejak dini. \"Jangan sampai di bulan Maret kasus semakin meningkat, karena sudah mendekati hari raya juga. Kalau sampai terus meningkat nanti perekonomian kita juga tidak akan bisa pulih-pulih,\" paparnya.
Sementara terkait kemungkinan penerapan PJJ di Kabupaten Cirebon, Ayu mengaku akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Forkopimda dan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon. Selain itu, ia juga ingin dilakukan tracing pada salah satu sekolah sebagai sampel untuk pembahasan dengan Forkopimda nanti. \"Kita koordinasikan dulu, nanti kita rapat dulu,\" ungkapnya.
Sebelumnya, tenaga Surveilance Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon menemukan 11 kasus terkonfirmasi dari kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Cirebon. Selain 11 kasus tersebut, diketahui ada penambahan lainyya sebanyak 12 kasus.
Sehingga, total penambahan kasus di Kabupaten Cirebon jumlahnya cukup signifikan, yakni 23 kasus. Penambahan kasus tersebut berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon per Selasa (1/2).
Kasi Surveilance dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Cirebon, Dendi Hamdi, mengatakan, 11 dari 23 kasus tersebut ditemukan pihaknya dari kegiatan PTM. Mendapati hal tersebut, langkah cepat pun dilakukan pihaknya melalui kegiatan testing, tracing dan treatment guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Meskipun saat ini ditemukan kasus dari kegiatan PTM, kata dia, namun pihaknya belum menemukan kluster dari satu sekolah. Sehingga belum perlu memberikan rekomendasi kepada Disdik untuk melakukan penutupan kegiatan PTM disatu sekolah yang salah satu muridnya ditemukan terpapar Covid-19. Rekomendasi penutupan PTM hanya pada satu kelas saja yang ditemukan kasus terkonfirmasi.
\"Yang kita temukan masih kasuistik, belum kluster sehingga yang kita (rekomendasikan, red) untuk ditutup pembelajarannya hanya satu kelas saja yang ditemukan kasus positif tersebut,\" jelasnya.
Menurutnya, penutupan kegiatan PTM dikelas tersebut akan berjalan selama 5x24 jam untuk mengoptimalkan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Selain itu, pihak nya juga melakukan tracing pada kontak erat dari kasus yang ditemukan termasuk melakukan swab test kepada teman-teman sekolah dan keluarga pasien positif Covid-19 tersebut. Ia menambahkan, positifity rate masing masing sekolah masih dibawah 5 persen, sehingga masih dinilai aman. Karena itu, masing-masing sekolah tidak dilakukan penutupan secara total. \"Jadi masih aman , tidak sampai harus di tutup total, penutupan hanya untuk kelas yang kontak erat saja dengan yang positif,\" terangnya. (zen)