RAKYATCIREBON.ID - Sebuah surat berisi penobatan Rd Heru Rusyamsi Arianatadireja sebagai Pangeran Kuda Putih Kuningan yang ditandatangani Sultan Keprabonan Dr Ir Pangeran Hempi Raja Keprabonan MP dan Sultan Kacirebonan Pangeran Abdul Gani Raja Kacirebonan, beredar melalui aplikasi perpesanan.
Diketahui, meski surat tersebut bertiti mangsa 22 September 2022, namun baru beredar luas pasca kisruh perebutan tahta sultan di Keraton Kasepuhan. Selain terdapat tanda tangan dua raja, juga terdapat kop surat Keraton Keprabonan dan Keraton Kacirebonan.
Ketua Tim Advokasi Keraton Kacirebonan, PR Roeslan AM SH Mkn menampik keabsahan surat tersebut. Menurutnya, selain melihat banyak kejanggalan, surat yang asli belum pernah sekalipun diperlihatkan kepada pihak Keraton Kacirebonan.
Menurut Roeslan, pihak Keraton Kacirebonan tidak pernah menobatkan Rd Heru menyandang gelar Pangeran Kuda Putih.
\"Kejadian yang ada di YouTube itu bukan penobatan. Tapi bentuk penghargaan saja. Tapi kita nggak turut campur mereka bisa buktikan sisi lahirnya ya silakan aja. Tidak terlalu jauh,\" jelas Roeslan.
Roeslan menegaskan, selama ini surat-surat yang diterbitkan keraton tidak pernah berkop ganda. Namun dalam surat yang menyatakan penobatan Rd Heru memiliki kop logo dua keraton sekaligus.
\"Karena belum ada juga satu kop itu ada Kacirebonan ada Keprabonan, itu nggak lazim. Pasti terpisah sendiri-sendiri. Memang capnya bisa dilakukan karena admin juga bisa keliru. Pokoknya sifatnya surat itu bukan mutlak dan sifatnya bisa direvisi,\" jelas dia.
Dalam surat yang sama, Rd Heru dinyatakan sebagai keturunan Sultan Tajul Arifin yang merupakan salah satu Sultan Keraton Kasepuhan. Seharusnya, yang memberi legitimasi adalah Keraton Kasepuhan.
\"Apalagi saya lihat itu dia mengaku keturunan Sultan Tajul Arifin, Sultan Kasepuhan ketiga, ya bukan Kacirebonan. Tentunya ada di Kasepuhan,\" lanjut Roeslan.
Roeslan ingin, kemunculan Rd Heru di tengah kisruh di internal Keraton Kasepuhan jangan sampai menambah keruh citra bangsawan keraton di mata masyarakat. \"Kita harus klarifikasi karena ada nama baik sultan di situ,\" ujarnya.
Pendiri Komunitas Amparanjati yang juga Kerabat Keraton, Akbarudin Sucipto menjelaskan, polemik di Keraton Kasepuhan jangan sampai merusak marwah para pendiri Cirebon.
\"Dimohon kepada seluruh pihak yang sedang berpolemik soal suksesi tahta Kesultanan Kesepuhan Cirebon, siapa pun adanya dan dari mana pun asalnya, untuk tidak membawa-bawa para sepuh dan para ulama Cirebon dan nusantara serta dunia, ke dalam ranah polemik ini,\" pungkasnya. (wan)