3 Tahun Azis-Eti, Sampah Masih Jadi Masalah Besar Kota Cirebon

Senin 13-12-2021,14:30 WIB
Reporter : Iing Casdirin
Editor : Iing Casdirin

RAKYATCIREBON.ID – Pada 12 Desember 2018 lalu, Kota Cirebon resmi memiliki pemimpin baru, yakni pasangan Walikota dan Wakil Walikota, Nashrudin Azis dan Eti Herawati. Pada tanggal tersebut, Azis-Eti resmi dilantik oleh Gubernur Jawa Barat, HM Ridwan Kamil di Gedung Sate.

Tidak terasa, Minggu 12 Desember 2021, tiga tahun sudah pasangan Azis-Eti memimpin Kota Cirebon. Meskipun kondisi dua tahun terakhir ini di luar dugaan, bahkan sampai bisa menunda apa yang menjadi visi misi mereka memimpin Kota Wali.

Walikota Cirebon, Nashrudin Azis menyampaikan, tiga tahun perjalanannya memimpin bukanlah hal yang mudah, terlebih di tengah kondisi pandemi. Namun demikian, sedikit banyak, hasil kerja yang sudah dilakukan untuk Kota Cirebon harus tetap disampaikan kepada masyarakat.

“Tentunya, sudah tiga tahun kami (Azis-Eti, red) bekerja, apapun hasilnya, kami akan sampaikan laporan kepada masyarakat. Melalui media salah satunya. Akan kami laporkan apa yang sudah kami kerjakan tiga tahun,” ungkap Azis.

Selama tiga tahun ini, lanjut Azis, ia mengakui belum bisa berbuat banyak. Terlebih dua tahun terakhir ini semua sangat merasakan dampak dari pandemi. Dan dengan terpaksa, fokus pencapaian visi misi yang dulu sudah disusunnya, dan sudah dimanifestasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tertunda, teralihkan untuk penyelesaian persoalan Covid-19.

“Kami sadar belum bisa bekerja banyak. Tapi setidaknya selama tiga tahun ini kami terus berjuang mengatasi persoalan-persoalan yang ada. Dan itu salah satu pekerjaan yang kami maksimalkan dalam mengatasi pandemi misalnya,” kata Azis.

Sementara itu, Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati bersyukur, tiga tahun sudah ia bisa menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Meskipun ia mengakui masih jauh dari yang diharapkan.

“Alhamdulillah tidak terasa, perjalanan kami memimpin sudah tiga tahun, angka yang cantik, di dua tahun. Kita semua tahu, kondisi kita kena pandemi, tentu banyak program yang tidak terealisasi dengan baik, kami mohon maaf,” ungkap Eti.

Dua tahun terakhir, tepatnya mulai awal tahun 2020 lalu, lanjut Eti, tahun-tahun yang tidak diharapkan mulai terjadi.

Di tahun pertama, tahun 2019, kata Eti, dirinya mulai membangun komunikasi dengan unsur pemerintah di pusat dan di provinsi, dengan tujuan untuk bisa menurunkan anggaran dan ikut membangun Kota Cirebon.

“Alhamdulillah sebagian bisa turun, tapi ternyata terkendala dua tahun. Kami berharap, di tahun keempat, sisa waktu kita dua tahun lagi, mudah-mudahan bisa menyusul. Kekurangan-kekurangan yang tertunda karena pandemi,” lanjut Eti.

Dikatakan Eti, banyak sekali keinginan dan rencananya membangun Kota Cirebon yang tertunda karena pandemi. Namun dari semua itu, keinginannya yang paling besar, dan terpaksa tertunda karena pandemi adalah menyelesaikan persoalan sampah.

Oleh karena itu, di tahun tersisa, persoalan sampah menjadi PR besar yang harus dikerjakan dan diselesaikan, di samping penataan-penataan infrastruktur yang juga tertunda.

“Banyak banget keinginan saya. Yang pertama paling ingin saya selesaikan soal sampah. Kalau perekonomian, di Kota Cirebon ini disentil sedikit saja sudah bisa bangkit. Penataan-penataan yang sudah kita mulai harus kita lanjutkan. Persoalan sampah yang harus selesai, persoalan pariwisata, bisa sambil jalan kita tingkatkan, mohon doanya dari semua,” kata Eti. (sep)

Tags :
Kategori :

Terkait