RAKYATCIREBON.ID - Cuaca ekstrem hujan deras disertai angin kencang di Kota Cirebon yang terjadi akhir pekan lalu, menyebabkan puluhan pohon tumbang. Bahkan tak sedikit yang menimpa pemukiman penduduk.
Meskipun tidak semua, namun pohon-pohon yang ada di jalur hijau jalan setidaknya menjadi kewenangan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP).
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP), Ir Agung Sedijono mengungkapkan, keberadaan pohon di ruang hijau jalan merupakan kewenangannya. Dibagi sesuai dengan kelas jalan. Namun dari keseluruhan ruas, secara kasar terhitung kurang lebih ada 3.500 pohon.
\"Untuk jumlah pohon, kita cuma punya data hitungan kasar. Itu yang kita hitung sebagai aset. Untuk pohon di jalur hijau jalan, baik nasional, provinsi atau kota, ada sekitar 3.500 pohon,\" ungkap Agung kepada Rakyat Cirebon.
Dari hitungan kasar tersebut, lanjut Agung, yang berada di ruas jalan kota dan menjadi kewenangan DPRKP ada sekitar 2.500an pohon. Dan selama ini terus dikelola melalui upaya-upaya pemangkasan.
Sementara untuk pohon-pohon yang masuk kategori rawan tumbang, kata Agung, pohon yang rawan tidak lepas dari pohon yang berukuran besar dan sudah berumur puluhan tahun.
Pohon rawan tumbang pun didominasi pohon jenis angsana. Sebanyak 25 persen pohon di Kota Cirebon didominasi jenis ini dan sisanya pohon kecil. Pohon Angsana tergolong rawan karena sudah banyak yang berumur tua dan berdaun lebat.
\"Dari jumlah, rawan tumbang bisa dibilang tidak banyak. Itu pohon yang tua dan gede-gede di angka 25 persen. Dari 3.500 pohon, 25 persennya perlu diremajakan,\" lanjut Agung.
Selama ini, untuk antisipasi pohon tumbang karena angin, dijelaskan Agung, DPRKP sudah secara rutin dan dengan pemetaan yang jelas, melakukan pemangkasan pohon.
Adapun kejadian puluhan pohon yang tumbang di akhir pekan lalu, kata Agung, merupakan kejadian luar biasa dan tidak bisa diduga. Terdata ada 41 pohon di 33 lokasi berbeda, tumbang akibat cuaca ekstrem.
\"Komitmen kita selama ini, sudah melakukan pemangkasan berkala. Tapi kejadian kemarin itu luar bisa. Sepanjang yang saya tahu, puting beliung dengan cuaca ekstrem seperti itu baru sekarang, sampai merobohkan 41 pohon,\" jelas Agung.
Evakuasi sisa-sisa pohon yang tumbang, masih kata Agung, memang memerlukan tenaga ekstra. Diakuinya, DPRKP kesulitan melakukan evakuasi karena keterbatasan SDM dan peralatan yang ada.
\"Belum seluruhnya dievakuasi, karena keterbatasan SDM dan peralatan. Minggu ini akan diselesaikan. Besok (hari ini, red) dikoordinasikan dengan pimpinan,\" ucapnya.
Ditambahkan Agung, selain melakukan evakuasi pohon-pohon yang tumbang, pihaknya juga akan mengidentifikasi pohon-pohon yang berpotensi tumbang, untuk kemudian dilakukan pemotongan.
\"Pohon-pohon tua kita identifikasi, mau kita potong. Tapi terbentur peralatan dan SDM. Sehingga kita perlu bermitra dengan masyarakat yang punya keahlian. Pohon lapuk sudah direncanakan akan kita potong, tapi tertunda karena refocusing,\" imbuhnya. (sep)