Harga Minyak Naik, Kadin: Kita Upayakan Dipertemuan Rapimprov

Rabu 01-12-2021,11:00 WIB
Reporter : Rifki Nurcholis
Editor : Rifki Nurcholis

RAKYATCIREBON.ID – Harga minyak goreng belum stabil. Belum menunjukan angka penurunan. Dikhawatirkan, memicu terjadinya inflasi, bagi kebutuhan pokok lainnya.

Pasalnya, kenaikan minyak goreng, sudah diikuti minyak goreng curah. Harga dipasaran per kilogram minyak goreng curah, sempat tembus diangka Rp19 ribu. Ditambah, waktunya menjelang akhir tahun. Tentunya, ketika tidak segera diantisipasi, akan memicu kenaikan harga lainnya.

Ketua Kadin Kabupaten Cirebon, Edi Baredi menjelaskan memang, kebijakan harga minyak itu, bukan ada didaerah tapi dipusat. Artinya, meskipun produksi minyak sawit dalam negeri melimpah, belum berimplikasi pada harga minyak goreng dalam negeri. Nyatanya, belum juga turun.

\"Itu persoalan pusat ya. Kita didaerah tidak memiliki kebijakan sampai ke arah sana. Tapi memang, banyak keperluan keluar. Atau dijual ke luar. Akhirnya belum bisa menstabilkan masalah perdagangan dalam negeri,\" kata Edi Baredi, Selasa (30/11).

Karena dipicu oleh naiknya harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah. Ditambah, terjadinya resesi pasca pandemi. Sehingga semua sektor terkena imbas. Beruntung, minyak goreng tidak sampai terjadi kelangkaan. Barangnya masih banyak dijumpai dipasaran.

Artinya, meskipun harganya mahal, tapi ketersediaan minyak gorengnya , masih ada.

\"Sebetulnya dalam keadaan begini semua pengusaha sangat bingung. Sebab regulasi pemerintah pun sangat susah untuk ditebak. Sebagai pengusaha jangan diam. Harus membuka mata dan telinga,\" katanya.

Terlebih ketika sudah mendekati akhir tahun. Semua kebutuhan pokok kerap kali mengalami peningkatan. Tapi, sebagai pengusaha kata Edi, harus selalu siap.

\"Tentunya, juga harus terus berinovasi,\" kata dia.

Memang potensi inflasi ditahun depan terbuka lebar. Saat ini pun sudah dimulai dengan naiknya harga minyak goreng. Biasanya, ketika tidak bisa ditekan, akan berimbas pada harga lainnya.

\"Ketika terjadi inflasi, kami pun sebagai pengusaha pasti terkena imbasnya. Bukan hanya masyarakat selaku konsumen saja. Tapi kami pun sama,\" katanya.

Edi pun mencontohkan, terkait mewabahnya Covid-19. Semua sektor terkena imbas. Tanpa terkecuali. Tidak hanya masyarakat bawah. Para pelaku usaha pun terkena imbasnya.

\"Karena ini mendunia. Bukan hanya di Cirebon saja. Ya kita syukuri, masih bisa eksis sekarang. Ikuti arus aja,\" katanya.

Pemilik EB batik itu juga menegaskan, pihaknya (Kadin, red) akan mengupayakan untuk melakukan gebrakan baru. Mengumpulkan para pengusaha dan para pelaku UMKM se Kabupaten Cirebon. Hanya saja waktunya belum bisa dipastikan. Tapi paling memingkinkan awal 2022 mendatang.

\"Kami akan berupaya mendorong agar bisa menstabilkan harga kebutuhan pokok. Kami akan melakukan pertemuan. Rapimprov. Salah satu isu yang akan kita bawa, terkait ancaman inflasi. Tapi kita juga harus banyak mendengarkan. Dari pada hasil rapimprov,\" pungasnya. (zen) 

Tags :
Kategori :

Terkait