RAKYATCIREBON.ID - Pembangunan pabrik sepatu PT Longrich Indonesia di Desa Sidaresmi, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon yang menutup dua saluran irigasi dan dua jalan usaha pertanian, berimbas menyengsarakan petani sekitar proyek. Pasalnya, air tidak ada, meskipun masuk musim penghujan dan seringkali di saat hujan sawah langsung kebanjiran.
Salah seorang petani, yang arealnya di Blok Kubang Alam Lor, Desa Babakanlosari Lor yang berada di sebelah utara pabrik, Edi mengatakan, sejak pembangunan PT Longrich Indonesia dimulai sekitar tahun 2019 dan menutup dua saluran irigasi, para petani sangat kesulitan mendapatkan air untuk pengairan sawah mereka.
Para petani terpaksa harus mengeluarkan modal tidak sedikit ketika akan masuk musim tanam. Karena harus menyediakan pompa untuk mengambil air dari Sungai Ciberu, meskipun musim hujan tiba. Penyebabnya, air tidak bisa masuk ke saluran irigasi atau Sungai Ciberu 2 (anak Sungai Ciberu) yang biasa digunakan para petani sebelum berdirinya pabrik PT Longrich.
\"Walaupun BBWSCC memperbaiki saluran irigasi atau Sungai Ciberu 2 tersebut, tapi sumber air terputus akhirnya sia-sia. Karena air gak bisa masuk walaupun musim hujan juga gak ada air. Sekarang ratusan hektar sawah di lokasi tersebut. Imbasnya, penyewaan sawah di situ murah dan hanya petani yang mampu saja yang menyewa karena harus punya modal pompa air,\" ungkapnya.
Ditambahkannya, selain persoalan air, para petani juga disengsarakan keberadaan jalan yang juga terputus. Para petani disengsarakan karena harus berputar arah yang begitu jauh. Petani berharap janji PT Longrich yang akan membangunkan kembali jalan dan irigasi segera direalisasikan.
Menurutnya, kalau memang belum ada anggaran untuk pembangunan tersebut, maka untuk antisipasi sebaiknya dilakukan pembangunan sodetan terlebih dahulu. Agar air bisa masuk ke irigasi tersebut.
\"Kalau PT Longrich belum punya anggaran untuk membangun saluran irigasi pengganti yang mereka tutup, setidaknya buatkan sodetan terlebih dahulu agar air bisa masuk ke saluran irigasi. Sehingga petani tidak disengsarakan seperti ini,\" keluhnya.
Lain halnya para petani di Desa Kalibuntu dan Desa Kalimukti, terutama yang berada di Blok Kasungka. Salah seorang petani di sana, Warya mengungkapkan, selain mereka disengsarakan dengam susahnya mendapatkan air untuk pengairan sawah, mereka disengsarakan ketika musim penghujan tiba. Karena saluran irigasi yang ditutup PT Longrich dialihlan ke Sungai Ciberu. Akibatnya, setiap hujan turun, maka Sungai Ciberu tak mampu menampung air hingga limpas dan menenggelamkan sawah mereka.
\"Kalau hujan turun, sawah kami pasti banjir karena limpasan air Sungai Ciberu. Dan sekitar 3-4 hari baru kering. Padahal baru mulai musim tanam. Kalau bibit terendam begini harus minta tolong ke siapa? Dinas Pertanian harus turun menyelesaikan kesengsaraan petani ini,\" keluhnya. (her)