RAKYATCIREBON.ID - Evaluasi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Kota Cirebon terus dilakukan. Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan kembali melakukan uji petik tes swab secara acak kepada para siswa.
Senin (15/11) kemarin, uji petik kedua mulai dilaksanakan. Berbeda dari uji petik pertama yang hanya dilakukan kepada 600 siswa, pada uji petik kedua ini, tes dilakukan di 30 titik sekolah dengan sasaran populasi lebih banyak.
Uji petik lanjutan ini, difokuskan kepada siswa di semua tingkatan, mulai dari SD, SMP, SMA hingga pondok pesantren. Sebanyak 100 pelajar di setiap sekolah mengikuti uji petik secara acak.
Kepala Surveilance Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Bastijan menyampaikan, uji petik ke dua akan berlangsung selama tiga pekan. \"Uji petik kedua ini dalam rangka sampling swab PCR di 30 sekolah. Mulai SD, SMP, SMA dan pondok pesantren,\" ujarnya.
Dia menjelaskan, sebanyak 30 sekolah akan dilakukan swab PCR dengan kuota sebanyak 100 siswa persekolah. Dalam sehari uji petik dilakukan di dua sekolah berbeda.
\"Kita akan melaksanakan mulai hari ini (kemarin, red). Setiap harinya ada 2 sekolah yang dilakukan sampling. Setiap sekolah masing-masing diambil sebanyak 100 sample,\" jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Elang Tomi Iplaludin mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan melakukan tes swab secara acak, guna memastikan PTM terbatas berjalan sesuai harapan dan tidak menimbulkan penambahan kasus.
\"Kita akan melaksanakan mulai hari ini (kemarin, red). Setiap harinya ada 2 sekolah yang dilakukan sampling. Dengan adanya kegiatan ini, maka bisa dilihat efektivitas PTM. Sehingga tidak ada lagi syarat-syarat yang mengikat. Harapannya, kita bisa lakukan PTM 100 persen,\" ucap Tomi.
Terpisah, Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi menambahkan, evaluasi PTM terbatas terus dilakukan. Sesuai ketentuan, untuk zona kota dengan PPKM yang ada di level 2, pembatasan siswa masih di angka maksimal 50 persen.
\"PTM level 1 juga masih di angka 50 persen. Jadi masih kita evaluasi. Paling akan diusulkan penambahan jam pelajaran,\" ungkap Agus.
Untuk uji petik kedua ini, lanjut Agus, sesuai dengan rencana aksi yang sudah disepakati. Sampling akan diambil di 30 titik sekolah. Untuk setiap titik, 10 persen dari jumlah populasi di sekolah bersangkutan akan diambil sample.
\"Tracing kita di PTM dilanjutkan. Sesuai rencana aksi, sampling di 30 titik sekolah. Setiap satu titik 10 persen dari jumlah populasi. Mudah-mudahan terkendali,\" ujarnya.
Ditambahkan Agus, kendati ketentuan belum memperbolehkan kapasitas PTM hingga 100 persen, minimal dengan hasil evaluasi yang saat ini dilakukan, rekomendasi untuk menambah jam belajar bisa mulai diberikan.
\"Kami imbau, PTM terbatas tetap dengan pola yang sekarang. Tidak membuka keran secara luas, bertahap saja. Misal tetap dengan 50 persen, tetapi ada penambahan jam belajar. Sampai kita yakini pandemi aman dan dibuka 100 persen aman,\" imbuh Agus. (sep)