RAKYATCIREBON.ID - Kondisi pohon peneduh di sepanjang tepian jalur utama pantura wilayah Kabupaten Indramayu banyak yang berpotensi menimbulkan bahaya.
Atas hal itu warga mendesak pihak terkait untuk segera mengambil kebijakan guna mengantisipasi bahaya yang mengancam, khususnya bagi pengguna jalan.
Menurut salah satu warga di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, Taslani (30), ancaman bahaya itu diakui sudah sejak lama, namun hingga kini belum ada tindakan yang dilakukan pihak terkait menanggapi keluhan masyarakat.
Kekhawatirannya pun semakin bertambah bersamaan dengan tibanya musim penghujan. \"Banyak sekali pohon yang rawan tumbang, itu bahaya sekali,\" tuturnya, Minggu (14/11).
Diceritakan, pada Sabtu (13/11) dini hari lalu, salah satu pohon berukuran cukup besar kembali tumbang. Beruntungnya tidak ada korban jiwa maupun luka. Padahal di jalur tersebut dilintasi kendaraan antar provinsi dan menjadi akses transportasi utama Pulau Jawa.
“Pohonnya tumbang, jalan arah ke Jakarta ketutup pohon. Alhamdulillah tidak ada pengendara yang jadi korban,” ungkapnya.
Ketika itu, sekitar pukul 02.54 WIB, ia dan rekannya yang sedang begadang mendengar suara sangat keras dan mengira ada kecelakaan hebat di jalur pantura. Kemudian berusaha memastikannya dengan melihat dari ujung kampungnya, dan ternyata sudah terjadi kemacetan.
Tak lama berselang, seorang warga memberitahukan ada pohon tumbang yang menutup jalan raya dan hanya ada satu orang di lokasi kejadian.
Ia dan rekannya bergegas mencari ban bekas sebelum mendatangi lokasi kejadian. Lalu ban bekas yang dibawanya dibakar untuk memberi tanda kepada pengguna jalan.
Bersamaan dengan itu, pemangkasan dahan dan batang pohon tidak bisa dilakukan karena keterbatasan tenaga dan alat. Sehingga dari dua lajur arah Cirebon menuju Jakarta hanya terbuka lajur kanan saja.
“Kalau tidak ada tanda ban yang dibakar mungkin banyak yang celaka,” ucapnya.
Mirisnya, ia dan rekannya yang berharap ada patroli aparat keamanan tak kunjung melihatnya hingga matahari terbit. Jika ada petugas patroli, situasi di lokasi kejadian akan mudah terlihat dan dipastikan dipasangi tanda yang lebih aman.
“Kalau malam sudah ada petugas bisa cepat batang pohonnya dipotong pakai gergaji mesin,” kata dia.
Warga lainnya, Teguh (35) mengamini semua yang disampaikan Taslani. Bahkan ia juga sempat memotong dahan-dahan yang menghalangi laju kendaraan di lajur kanan.
“Waktu saya lewat cuma ada hansip. Pakai lampu motor saya sempat mastikan tidak ada orang yang tertindih pohon,” tukasnya yang mengeluhkan tidak adanya patroli aparat keamanan. (tar)