RAKYATCIREBON.ID - Konflik di internal Keraton Kasepuhan kian melebar. Bahkan merembet ke kepengurusan Badan Pengelola Goa Sunyaragi. Beredar kabar, sejumlah pengurus inti dipecat sepihak oleh pihak Sultan Sepuh XV, PRA Luqman Zulkaedin.
Pengakuan itu dikemukakan Pemerhati Budaya Cirebon yang juga Pengelola Goa Sunyaragi, Jajat Sudrajat. Menurutnya, ada beberapa nama yang dulu loyal kepada almarhum Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat dan diberi amanah sebagai pengelola Goa Sunyaragi, kini bernasib tak jelas.
\"Tapi dengan adanya pembekuan atau istilahnya pemecatan sepihak terhadap badan pengelola seperti Pak Chaidir, Pak Tamrin, saya, Isyanto, Eko. Kami juga bingung,\" ujar Jajat.
Menurut Jajat, status kepegawaian nama-nama tersebut di lingkungan keraton menjadi tidak jelas. Pasalnya, hingga saat ini, tak satupun menerima surat pemberhentian tugas resmi dari Sultan Kasepuhan.
\"Kalau kami tidak dibutuhkan berikan surat resmi. Karena kami ber SK resmi. Ini polemik yang sedang terjadi di Badan Pengelolaan Goa Sunyaragi. Ketika kami tidak hadir kami melepas tanggung jawab. Ketika kami hadir kami tidak diakui,\" katanya.
Jajat mengaku tak keberatan dipecat. Asal ada alasan atau bukti kuat terkait pemecatan tersebut. \"Nah kita nggak tahu pembekuan sepihak ini dasarnya apa? Kalau memang kali tidak dibutuhkan kami juga legawa. Mangga-mangga saja. Tapi harus ada kejelasan,\" ungkapnya lagi.
Indikasi dirinya dan kawan-kawan tak diakui sebagai pengelola Goa Sunyaragi tercermin dari persiapan Festival Seni dan Budaya Nusantara yang bakal digelar 26-28 November 2021. Jajat mengaku tak tahu.
Jajat mengaku tak dilibatkan. Padahal acara tersebut direncanakan di Goa Sunyaragi. \"Kenapa ketika muncul permasalahan toh kita yang dikejar karena selama ini mereka tahunya kita masih badan pengelola,\" kata dia.
Belakangan, Festival Seni dan Budaya Nusantara mendapat tentangan dari berbagai pihak. Salah satunya dari kubu Raharjo Djali. Melalui kuasa hukumnya, Tjandra Widyanta SH.
Tjandra mengaku, atas permintaan kliennya, pihaknya sudah melayangkan somasi kepada pihak penyelenggara. Bahkan sudah ditembuskan ke Pemda Kota Cirebon, Kodim 0614 Kota Cirebon dan Polres Cirebon Kota. Supaya festival tak digelar di areal Goa Sunyaragi.
\"Pemakaian Goa Sunyaragi, kami tidak keberatan apabila kegiatan tidak di Goa Sunyaragi ataupun aset Keraton Kasepuhan lainnya. Karena masih dalam sengketa hukum,\" jelas dia.
Dalam waktu dekat, pihaknya bakal melakukan gugatan secara perdata. \"Untuk itu, supaya nggak ada polemik lagi, kami ajukan gugatan perdata perkara nomor 76. Dan saat masih proses, tentunya patut menurut hukum jangan menggunakan aset Keraton Kasepuhan untuk beberapa kegiatan,\" pungkas Tjandra.
Sebelumnya, Direktur Badan Pengelola Keraton Kasepuhan (BPKK), Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat membenarkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak panitia penyelenggara Festival Seni dan Budaya Nusantara.
\"Ya Festival Seni dan Budaya Nusantara itu rencananya akan berlangsung di Taman Goa Sunyaragi. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak panitia penyelenggara. Sekarang kami masih menunggu keluarnya surat izin dari gugus tugas penanganan Covid-19 Kota Cirebon saja,\" jelasnya.
Namun Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat enggan berkomentar banyak terkait rencana penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya Nusantara tersebut.