RAKYATCIREBON.ID - Para petani durian di Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka mengalami gagal panen sejak dua tahun terakhir. Panen tahun ini bahkan dipastikan anjlok dibanding tahun-tahun sebelumnya, akibat cuaca yang tidak mendukung untuk pertumbuhan bunga dan buah. Hingga banyak yang rontok.
Menurut keterangan Iin, petani durian asal Desa Ujungberung, Kabupaten Majalengka, tahun ini adalah tahun terparah kegagalan panen durian. Jika dari 70 pohon biasa diperoleh hasil panen hingga 4.000 buah durian, maka tahun ini paling diperoleh hanya sekitar 500 buah saja.
Minimnya hasil panen, diduga akibat faktor cuaca yang cukup panas. Cuaca terkadang dingin, namun tiba-tiba suhu udara panas. Akibatnya, bunga kering atau layu kemudian rontok.
“Tahun lalu masih mending, dari 70 pohon masih bisa dipanen hingga 1.500 buah. Tahun ini paling parah, hanya 500 buah saja. Padahal biasanya perolehan panen bisa mencapai 4.000 buah durian,” ungkap Iin.
Menurutnya, puncak panen raya kali ini diperkirakan pada Januari mendatang. Namun, meski panen raya durian lokal jumlahnya tidak akan seperti tahun-tahun sebelumnya. Hasil akan sangat terbatas dan tidak akan bisa menutupi kebutuhan konsumen lokal sekalipun.
“Jangankan konsumen luar. Untuk konsumen lokal saja tidak akan terpenuhi,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Uas dan Samin, petani durian lainnya. Menurut mereka, hampir di semua desa di wilayahnya mengalami gagal panen. Bunga durian rontok ketika mulai mekar. Kalau menjadi buah, jatuh saat masih sangat kecil atau ketika disebutnya pentil.
Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk memperkuat bunga agar tidak rontok atau memperkuat buah agar tidak mengering atau busuk saat masih kecil. Para petani setempat tetap pasrah dengan yang dialaminya.
“Kalau panen bagus, biasanya kios-kios durian tumbuh menjamur di pinggir jalan. Pedagang bakulan juga banyak berderet. Demikian pula di rumah-rumah penduduk, konsumen bisa datang ke tiap petani,” ungkapnya.
Menurut mereka, jika sekarang di wilayah Sindangwangi durian tetap tersedia di sejumlah kios, itu adalah durian yang didatangkan dari luar daerah. Yakni Jawa Tengah seperti Semarang atau Magelang.
Banyak juga durian dari wilayah Sumatera dan Bali. Makanya, kini penjual durian masih sangat terbatas karena harga yang masih mahal juga pasokan durian yang terbatas. “Sekarang durian-durian yang dijual di kios-kios adalah durian asal Bali,” ungkap Iin.
Ada beberapa pemasok durian di wilayah Sindangwangi, di antaranya adalah Marja. Dia mengambil durian dari berbagai daerah di Indonesia untuk dipasarkan di Sindangwangi yang menjadi sentra durian di Kabupaten Majalengka atau Leuwimunding dan sejumlah tempat lainnya. Tak heran jika selama ini durian di Sindangwangi selalu tersedia.
Harga durian di Majalengka sementara ini berkisar antara Rp50.000 hingga Rp70.000 tergantung besar kecilnya kondisi durian. (hsn)