RAKYATCIREBON.ID - Investasi ratusan juta hingga miliaran rupiah ke PT Cakrabuana Sukses Indonesia (CSI), bukan berarti para anggota berasal dari kalangan ekonomi mapan. Justru banyak anggota yang terbilang ekonominya pas-pasan. Bahkan, ada sebagian anggota yang memperoleh dana tersebut dari utang bank. Lalu diinvestasikan dalam bentuk SPK produk CSI.
Hal itu dibenarkan Sekretaris Kerukunan Keluarga Anggota (KKA) CSI, M Sujud kepada Rakyat Cirebon. Dia membenarkan, tak semua anggota CSI investasi dana dari hasil tabungan. Kebanyakan sumber dana mereka dari hasil jual aset sampai berutang. Seraya berharap mendapatkan kesejahteraan.
Sujud mengatakan, investasi anggota CSI terbesar mencapai Rp7 miliar. Investasi itu diatasnamakan beberapa orang dalam satu keluarga. Bahkan, dari rumor yang berkembang di sesama anggota, ada pula anggota yang berinvestasi sampai Rp20 miliar. Sebab, banyak anggota CSI yang punya lebih dari satu investasi.
\"Para anggota secara umum terpuruk. Karena anggota bukan uangnya lobar laber, tapi karena ingin meningkatkan kesejahteraan dengan cara-cara yang sudah diberikan penjelasan oleh CEO,\" jelas dia.
Kondisi anggota saat ini pun memprihatinkan. Bahkan ada anggota sampai meninggal gegara berpikir terlalu berat mengenai dananya yang diinvestasikan ke CSI. \"Kayak SK (PNS) masuk ke bank untuk dimasukan ke CSI. Entah tanah, entah mobil dimasukan ke bank,\" jelas dia.
Namun kebanyakan anggota tak mau vulgar menampilkan kondisi materil dan mental mereka saat ini. Lantaran, meski terlanjur kesal, mereka masih berharap dana mereka bisa kembali dimiliki. Faktanya, hingga sekarang belum ada satupun anggota yang menerima pengembalian dana.
Hal itu kian memperburuk kondisi keuangan anggota. \"Ada yang sudah sangat terpuruk, ada yang masih bisa bertahan. Ada yang mungkin sudah agak pulih lagi. Karena memang bidang usaha para anggota beda-beda,\" jelas Sujud.
Bahkan, untuk membiayai pertemuan rutin KKA CSI saja, para anggota mesti patungan. Lantaran anggota sudah terlalu banyak mengeluarkan dana untuk investasi.
\"Contoh ketika ada pertemuan atau rapat KKA juga kita donasi seadanya. Ada yang donasi Rp10 ribu, Rp20 ribu ada yang bawanya gorengan atau rebusan. Ya sudah sebisa-bisanya,\" jelas dia.
Meski dalam kondisi sulit, anggota KKA tetap membangun solidaritas yang kuat. Diakui Sujud, KKA dibentuk untuk tujuan komunikasi dan koordinasi pengembalian dana. Tapi secara tak langsung juga menjadi wadah sesama anggota saling bantu.
\"Kalau ada kawan-kawan yang perlu, butuh mendadak. ya saling bantu. Tapi itu tidak diorganisir, urusan personal aja,\" katanya.
Anggota KKA masih tetap sabar menunggu realisasi janji CEO CSI, Muhammad Yahya segera melunasi seluruh dana anggota yang pernah dihimpun CSI. Jika janji itu tak terealisasi, KKA bakal menempuh jalur hukum.
\"Kelahiran atau keberadaan KKA sendiri diinisiasi anggota CSI yang menghendaki suatu wadah yang resmi yang legal yang bisa ada upaya-upaya komunikasi dan koordinasi baik lintas sektoral maupun lintas kelembagaan baik dengan CSI,\" jelas dia.
Sujud menjelaskan, saat ini, KKA CSI sedang aktif membantu Kejaksaan Negeri Kabupaten Cirebon dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon memverifikasi data keanggotaan CSI baik yang sudah melakukan pembelian atau investasi produk CSI.
Proses verifikasi sebetulnya sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Kini seiring bergantinya Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Cirebon dan Kepala OJK Cirebon, KKA pro aktif membantu dua lembaga tersebut melakukan pemutakhiran data.