RAKYATCIREBON.ID – Berniat mengurus administrasi kependudukan (adminduk), seorang warga asal Desa Jayawinangun, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu malah membuat bingung petugas di kantor kecamatan setempat.
Pasalnya, satu-satunya dokumen yang dibawa berupa buku nikah tertera tahun 1985 dengan kondisi sudah lapuk dan tulisannya tidak terbaca.
Warga yang tampak polos itu diketahui seorang laki-laki bernama Kursin. Ia datang ke Kantor Kecamatan Kedokanbunder, Kamis (14/10), dengan membawa buku nikah yang sudah robek dan sudah tidak ada tulisan yang bisa terbaca.
Niatnya hendak membuat Kartu Keluarga (KK) baru, karena KK yang sebelumnya dimiliki diketahui hilang saat rumahnya direnovasi.
Ketika tiba di kantor kecamatan, Kursin yang dihampiri petugas langsung menyampaikan maksudnya dan langsung dilayani. Setelah itu diserahkan buku nikah yang dibawanya.
Beberapa saat kemudian petugas dibuat bingung, karena kondisi buku nikah sudah terpotong menjadi dua bagian. Bahkan sudah tidak ada tulisan identitas yang biasa ditulis dengan tinta dan dapat dibaca.
Melihat kondisi buku nikah tersebut, petugas dapat memaklumi dan menanyakan langsung kepada yang bersangkutan tentang kapan menikah dan dengan siapa.
“Dibuku nikahnya tidak ada tulisan karena sudah hilang termakan usia. Namun kita bisa langsung dapat informasi, langsung dari yang bersangkutan tentang statusnya,\" kata petugas pelayanan adminduk Kecamatan Kedokanbunder, Insi.
Terhadap hal itu, Camat Kedokanbunder, Andri M Shaleh menyampaikan apresiasi terhadap masyarakat yang memiliki tanggung jawab untuk menyimpan dan merawat dokumen kependudukan.
“Ini luar biasa. Dokumen sejak tahun 1985 semenjak nikah masih ada dan tersimpan walaupun kondisinya sudah rusak,” kata dia.
Kursin, setelah mengurus dokumen kependudukan yang diajukan menuturkan, dirinya yang awam berterima kasih kepada seluruh jajaran di Kantor Kecamatan Kedokanbunder.
“Alhamdulillah KTP dan KK saya sudah jadi semua. Pelayanannya ramah, akrab. Membuat KTP dan KK itu gratis. Saya mau bayar tapi ditolak,” tukasnya. (tar)