RAKYATCIREBON.ID - Sebanyak 21 unit komputer Deskbook serta 13 monitor masing-masing 24 inch milik SMK Negeri Panyingkiran, Kabupaten Majalengka yang disimpan di dua ruang laboratorium raib digondol maling.
Akibat kejadian tersebut sekolah menderita kerugian hingga mencapai kurang lebih Rp213 juta.
Tidak diketahui secara persis kapan pencurian terjadi, pihak sekolah baru yakin terjadi adanya pencurian pada Selasa 15 September 2021 setelah diketahui peserta tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Pemda Majalengka tidak menggunakan laptop milik sekolah yang ada di ruang laboratorium.
Menurut keterangan Kepala SMKN Panyingkiran, Adang Ardali, pencurian komputer yang menimpa sekolahnya diperkirakan terjadi pada Sabtu atau Minggu 11-12 September 2021.
“Karena sehari sebelumnya, tepatnya Jumat semua peralatan laboratorium komputer baru saja dipindahkan dari lantai bawah ke lantai dua dan ke semuanya tersimpan rapi serta lengkap,” kata Adang, Kamis (16/9).
Pada Senin ketika sekolah persiapan penyelenggaraan tatap muka guru program komputer. Kaprog, Maksus mendapati sejumlah komputer raib di ruangan.
Namun dia tidak menyadari kalau komputer tersebut hilang, dia justru menduga komputer yang ada di ruang laboratorium dipinjam untuk penyelenggaraan tes P3K oleh Pemda yang meminjam tempat di SMK.
Sehingga dia tidak berusaha menanyakan keberadaan komputer yang biasa dipergunakan para siswanya.
Baru pada esok harinya Selasa sore, Maksus menanyakan pada guru lain tentang pinjaman komputer tersebut yang jawabannya bahwa tes P3K tidak menggunakan komputer yang ada di ruang laboratorium.
“Kaprog Pa Maksus nanya pada sesama guru, apakah meminjamkan komputer atau tidak karena mungkin banyak komputer yang tidak ada, begitu mendapat jawaban tidak menggunakan komputer tersebut, baru menyadari telah terjadi pencurian,” ungkap Adang.
Maksus juga tidak menyadari kondisi pintu terbuka dan lubang kunci rusak, demikian juga dengan gembok jeruji besi menuju ruangan. Sehubungan pemegang kunci ruangan ada dua orang.
Sementara itu posisi pintu ruang komputer yang terbuat dari alumunium nampak rusak bekas mencongkel.
Menurut Adang, begitu diketahui terjadi pencurian pihaknya segera mendata semua barang yang hilang. Barang-barang tersebut sebetulnya baru dipindahkan dari ruang komputer yang ada di bawah ke lantai dua beberapa hari sebelum terjadi pencurian.
Dua penjaga sekolah yang setiap malam berada di sekolah tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Sedangkan CCTV yang dipasang di sejumlah titik pun tak terpantau adanya orang yang masuk ke areal sekolah.
“CCTV ada, kami telah berusaha memutar ulang gambar di CCTV ternyata tidak terpantau ada orang lain masuk dan membawa barang. Sedangkan lantai dua belum dipasang karena barus aja pindah, rencananya baru akan dipasang,” ungkap Adang.