RAKYATCIREBON.ID – Keluarga H Makmur, juru kunci Makam Keramat Nyimas Gandasari Panguragan ikut menghadiri Peresmian Sekretariat II Kesultanan Kanoman Pasanggrahan Gunung Sembung. Meskipun posisinya tidak diberikan mandat, lantaran disengketakan pihak keluarga, tetapi H Makmur diakui statusnya oleh pihak Kesultanan Kanoman. Keabsahannya terbukti, dihadirkan disaat acara resmi kesultanan.
Kepada Rakyat Cirebon, H Makmur mengaku merasa terhormat, mendapat undangan dari Kesultanan Kanoman. “Saya bersyukur mendapat undangan dari Kesultanan Kanoman, untuk hadir di acara ini. Ini merupakan kehormatan bagi saya dan keluarga,” kata H Makmur, usai mengikuti acara peresmian, Minggu (5/9).
Sementara itu, Patih Kesultanan Kanoman, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiron menjelaskan peresmian sekretariat II Kesultanan Kanoman Pasanggrahan Gunung Sembung ini sebagai media untuk mengguyubkan kembali family. Khususnya Kesultanan Kanoman, Kesepuhan, dan Sesepuh di Mertasinga.
“Ini menjadi tanggungjawab kami. Saya mewakili Sultan Kanoman XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin ingin menata kembali marwah Astana Gunungjati,” katanya.
Nantinya, sekretariat ini, bisa dijadikan sebagai media perkumpulan untuk membahas solusi atas berbagai persoalan. Bukan sebagai alat untuk membuat kekuatan baru. Tapi, sebagai upaya menjaga marwah keturunan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati.
“Kami ingin ada satu kesatuan daripada keseluruhan keluarga famili yang ada di Cirebon sebagai keturunan Syekh Syarif Hidayatullah,” akunya.
Selain itu, ketika ada acara-acara pun, disinilah (Sekretariat, red) yang mengaturnya. Baik acara pengukuhan, pengangkatan atau jumeneng para anom dan keramat. Serta menjaga ketertiban.
Misalnya, pemakaman, izin ziarah dan penataan bangunan atau fisik di Gunung Sembung.
“Selama ini kan Makam Keramat ini seperti pemakaman umum. Siapa saja diperbolehkan. Kedepan, ingin kita menatanya. Termasuk pemeliharaan fisik serta pengangkatan keramat Gunung sembung,” akunya.
Sementara itu, Sesepuh Kesultanan Kanoman, Pangeran Basmudin Aji Arkaningrat menilai peresmian ini, merupakan cita-cita mulia. Untuk menjunjung marwah keramat Sunan Gunungjati. Pihaknya berharap kedepannya lancar.
“Untuk menertibkan yang tidak tertib. Meluruskan yang tidak lurus,” tuturnya.
Hal ini, kata dia, menjadi tanggungjawab bersama. Tidak hanya pihak keraton saja.
“Tapi ini kewajiban kita semua. Yang mengakui bahwa kita sebagai keturunan Syekh Syarif Hidayatullah. Supaya kita punya tanggungjawab sebagai keturunannya,” imbuhnya.
Ini pun, kata dia, sebagai solusi yang dilakukan secara kekeluargaan. Tanpa menginginkan adanya persaingan.
“Supaya guyub lagi. Bersama-sama menata kembali,” pungkasnya. (zen/opl)