RAKYATCIREBON.ID - \"Menghabiskan jatah gagal di waktu muda\", mungkin itulah semangat yang dipegang tiga pemuda di Kota Cirebon yang mulai membuka bisnis meskipun masih duduk di bangku perkuliahan.
Ketiganya adalah Aditya Dwiki Prasetya (20), Christoper Hartono (21) serta Calvin Arifin Jordi (21), mereka berhasil membangun sebuah usaha, mulai dari kedai kopi sampai Sabtu (04/09) akhir pekan lalu melakukan opening Cafe Meraki yang berlokasi di jalan Sutomo, Kesambi.
\"Ngurus bisnis sambil kuliah, jadi kita coba bagi waktu saja,\" demikian disampaikan Aditya, salahsatu dari tiga owner Cafe Meraki kepada Rakyat Cirebon.
Diceritakan Aditya, awal mula munculnya ide mendirikan usaha bersama, karena ia senang nongkrong di kedai milik dua temannya yang dulu sudah mulai buka kedai kopi kecil-kecilan.
\"Sering nongkrong disitu, kemudian kepikiran buka sendiri, tapi mereka saya ajak bergabung. Saya ngobrol dengan dua orang teman saya itu, memutuskan buka cafe, dan muncullan Cafe Meraki,\" jelas Aditya.
Meskipun awalnya sempat ragu, sampai niatnya membuka cafe Meraki maju mundur karena terbentur ketentuan PPKM, dengaj terus mengikuti perkembangannya, akhirnya saat PPKM di Kota Cirebon turun level ke level 3, mereka memberanikan diri melakukan opening dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat ala PPKM level 3.
Tak banyak fasilitas duduk didalam ruangan, kata Aditya, Cafe Meraki sengaja dikonsep openspace, bahkan ada satu sisi pojok nongkrongnya dikonsep seperti tribun di stadion.
Konsep openspace ini sendiri, sengaja dipilih untuk meminimalisir pertemuan di ruang tertutup, terlebih di bagian outdoor sendiri kursi diatur renggang untuk meminimalisir orang saling berdekatan.
Dari lahan Cafe Meraki seluas 839 meter persegi tersebut, kata Aditya, dominasi lahan dibuat Outdoor, dan menyisakan beberapa meter indoor untuk bar pemesanan dan beberapa kursi saja.
\"Konsepnya openspace, kita ngincer outdoornya, karena yang nongkrong seringnya merokok, kapasitas kita up to 80 orang, itu sudah berjarak, kalau padat bisa sampai 150,\" ujar Aditya.
Nama Cafe Meraki sendiri, kata Aditya, diambil dari bahasa Yunani yang berarti melakukan sesuatu dengan kreatifitas, jiwa dan cinta.
Terlebih mereka masih berusia muda, dengan nama yang diambil dari bahasa Yunani tersebut, tersimpan harapan mereka bisa menjadi contoh pembelajaran bahwa yang muda bisa berkarya.
\"Disini kopsus yang menjadi favorit kita punya resep sendiri, non kopi ada caramel, semua racikan sendiri, untuk makakan ada makanan khas yang cuma ada disini, makaroni cheese ball,\" kata Aditya.
Niat lain Aditya dan kedua temannya membuka usaha Cafe Meraki, ditambahkannya, ada niat sosial yang terselip, diantaranya, pada masa pandemi ini, banyak lapangan kerja yang koleps, sehingga hadirnya Cafe Meraki sedikitnya bisa kembali menyerap tenaga kerja di Kota Cirebon.
\"Anak muda harus lebih aktif dan kreatif. Ini masa pandemi kita, tapi kita ingin buka lapangan kerja untuk yang lain,\" imbuh Aditya. (sep)