RAKYATCIREBON.ID - Bupati Kuningan dua periode H Aang Hamid Suganda sebagai salah seorang penggagas Bendungan Kuningan, merasa bangga proyek strategis nasional itu sudah selesai dan diresmikan Presiden RI, Joko Widodo, Selasa (31/8). Walaupun tidak diundang dalam peresmian, dirinya legawa karena sadar, urusannya ketat.
“Nggak (diundang, red). Itu urusannya sangat ketat, ada presiden. Yang penting, masyarakat Kuningan tahu (penggagasnya, red),” kata H Aang Hamid Suganda saat dikonfirmasi wartawan.
Menurut Aang, dirinya merinding melihat wujud Bendungan Kuningan yang luar biasa. Ia merasa kagum. Awalnya, pada tahun 2013 dia merasa prihatin saat menjabat Bupati Kuningan melihat Kuningan Timur tidak memiliki hal yang menonjol. Yang bisa dijadikan ikon.
Maka, dirinya berpikir harus ada pembangunan bendungan yang mampu menorehkan sejarah. Pembangunan yang menjadi kebutuhan masyarakat luas. Jabatan sebagai Ketua Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Kunci Bersama (Kuningan, Cirebon, Ciamis, Brebes, Indramayu, Majalengka dan Pangandaran) saat itupun, dimanfaatkan untuk berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI ketika itu, Joko Kirmanto. Yang adalah sahabatnya sendiri.
“Alhamdulillah, menteri respons, Brebes juga respons. Termasuk BBWS Cimanuk-Cisanggarung respons. Waktu itu tahun 2013. Saya masih menjabat bupati,” ucap Aang.
Saat itu, dia memiliki optimisme besar Bendungan Kuningan mampu terwujud. Tidak ada keraguan. Apalagi ketika melihat perencanaan BBWS Cimanuk-Cisanggarung.
Aang yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan Kuningan itu, mengapresiasi Bupati Kuningan Acep Purnama, yang telah mampu melanjutkan pembangunan Bendungan Kuningan sesuai master plan.
Semua proyek multiyears, seperti jalan baru Caracas-Kedung Arum, termasuk Bendungan Kuningan ini, mampu diselesaikan Bupati Acep. Menurut Aang, inilah start awal Kabupaten Kuningan akan dikenal.
“Bendungan besar, luas, jalannya indah. Ini ikon pariwisata. Alhamdulillah, Pak Acep bisa menyelesaikan ini sesuai master plan. Selamat buat Pak Acep (bupati, red),” ucap Aang Hamid Suganda.
Ia berterus terang merinding, sekaligus kagum melihat hasil pembangunan Bendungan Kuningan yang wah. Di atas lahan 302 hektar, bisa menampung volume air total 25,955 m3.
Yang tidak kalah membanggakan, suksesnya pemindahan warga Desa Kawungsari, Randusari melalui relokasi ke Desa Sukarapih. Bagus perumahannya. Dapat uang lagi warga. Luar biasa.
“Seperti mimpi, saya rasakan kok bisa. Jalan baru terwujud, bendungan terwujud. Merinding saya melihatnya. Saya selalu ingat pepatah, jangan meninggalkan air mata, tapi tinggalkanlah mata air. Ini sangat penting,” pungkasnya. (ale)