RAKYATCIREBON.ID – Bupati Cirebon Drs H Imron MAg membantah ada intervensi pihak luar dalam seleksi Direksi Perumda PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon. Kalaupun ada, sifatnya usulan dari Cunadi, bukan intervensi dari orang yang sekarang berada di Sukamiskin Bandung.
Imron menceritakan, pada Senin (9/8) dirinya mengikuti rapat pleno hasil penilaian dari tim seleksi (Timsel). Dalam rapat tersebut, sudah muncul nama-nama yang ditetapkan dan layak menduduki jabatan direktur umum (Dirum), direktur teknis (Dirtek), dan dewan pengawas (Dewas) sesuai hasil penilaian Timsel.
Namun, kata dia, pada Selasa (10/8), Cunadi mendatangi Imron untuk mengubah nama-nama hasil pleno dan menyodorkan nama-nama lain yang menurut Cunadi layak menempati posisi kekosongan direksi PDAM tersebut. Hanya saja Imron menolaknya.
\"Senin kita rapat pleno bersama timsel, Selasa Cunadi datang ke saya meminta agar yang sudah ditetapkan berdasarkan pleno diubah. Dan menyodorkan nama lain. Tapi saya tidak mau, silakan saja dilantik sendiri,\" kata Imron, Selasa (17/8).
Meski usulan tersebut, telah ditolaknya, Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Cirebon mendatangi Imron dan menyodorkan SK untuk ditandatangani. Bupati Imron pun mengaku kaget, karena SK yang disodorkan tertulis nama-nama yang juga diusulkan Cunadi, sehingga Bupati enggan menandatanganinya.
\"Kamis Kabag Perekonomian, Kabul, datang ke saya untuk menandatangani SK yang namanya sesuai dengan yang diusulkan Kiai Cunadi. Saya menolak tidak mau menandatangani itu,\" kata Imron.
Memang, kata dia, para calon terpilih berdasarkan hasil pleno dijadwalkan dilantik pada Jumat (13/8) lalu. Hanya saja, gagal karena SK belum ditandatangani bupati. Imron pun mengaku tidak tahu kapan akan dilantik para calon terpilih tersebut. Sebab sampai sekarang SK yang diharapkan dirinya sesuai dengan hasil rapat pleno tidak pernah disodorkan lagi dari Bagian Perekonomian.
\"Jadi tidak ada tekanan dari pihak luar atau katanya ada intervensi dari Bandung, hanya ada usulan dari Cunadi selaku tokoh masyarakat Cirebon. Karena boleh siapa saja untuk mengusulkan. Kalau usulkan sah sah saja,\" ungkap Imron.
Politisi PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon ini juga mengaku, dirinya tidak kenal dengan orang-orang yang terpilih dan sudah ditetapkan dalam rapat pleno. Hanya saja, Imron menginginkan agar proses seleksi dan penempatan posisi jabatan direksi PDAM tersebut dilakukan secara profesional, sesuai keputusan Timsel.
\"Dirtek dan dirum yang sudah ditetapkan dalam rapat pleno pun saya tidak kenal. Tapi saya mengikuti hasil penilaian Timsel. Kalau yang mau ditetapkan bukan berdasarkan hasil rapat pleno, yakni Pepen dan Irsyad ya saya enggak mau,\" ungkap Imron.
Ia pun sempat mencari tahu, kenapa bawahannya ngotot merubah nama-nama yang akan dilantik. Padahal, tidak sesuai dengan hasil penilaian dari Timsel. Ternyata, kata Imron, alasannya karena perintah dari Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon, Suharyadi.
\"Sampai sekarang pihak perekonomian belum menyodorkan lagi SK. Mungkin SK yang pernah disodorkan ke saya sudah ditandatangani orang lain ya enggak tahu. Ketika saya tanya Pak Erry, kenapa harus berubah namanya, kata Pak Erry dari Dirutnya, Suharyadi. Ya saya bilang, sana saja yang melantiknya Dirut,\" pungkasnya. (zen)