Gabah Simpan Dulu, Tunggu Sampai Harga Melonjak

Rabu 11-08-2021,09:00 WIB
Reporter : Iing Casdirin
Editor : Iing Casdirin

RAKYATCIREBON.ID - Memasuki masa panen, harga gabah kering di sejumlah Kabupaten Majalengka di kisaran Rp450 ribu per kuintal. Harga sebesar itu lebih tinggi dibanding panen sebelumnya.

Salah satu petani di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Iprosin mengatakan, dibanding masa panen musim Rendeng, musim hujan, harga gabah pada panen musim ketiga, kemarau, saat ini relatif lebih tinggi. Saat panen musim Rendeng, harga gabah di angka Rp400 ribu per kuintal.

“Panen sekarang harga gabah rata-rata Rp450 ribu per kuintal. Lebih tinggi dibanding panen Rendeng kemarin. Malah saya pernah ada yang minta Rp470 ribu per kuintal. Tapi rata-rata di angka Rp450 ribu, itu paling kecil,” kata Iprosin kepada Rakyat Cirebon, Senin (9/8).

Menurutnya, harga tersebut sedikit menguntungkan para petani. Kendati tidak besar, tetapi ada laba yang bisa didapatnya selama mengolah lahan sawah pada musim ketiga ini.

“Alhamdulillah, bisa ada upahnya untuk mengolah lahan sawah musim sekarang ini. Kegantian modal yang dikeluarin kemarin,” jelas dia.

Harga tersebut, kata dia, masih memungkinkan mengalami kenaikan. Biasanya, harga gabah akan mengalami angka tertinggi pada bulan Oktober sampai November.

“Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, harga gabah akan melonjak pada bulan 10 dan 11. Biasanya sampai di atas Rp500 ribu. Biasanya, bulan 10 sampai 11 masuk masa paceklik,” ungkapnya.

“Makanya, kalau tidak ada kebutuhan, banyak yang menyimpan gabah buat dilepas bulan Oktober dan November. Kalau saya, karena memang butuh, ya dilepas sekarang aja,” lanjut Iprosin.

Hal senada diungkapkan Saripudin. Petani asal Desa/Kecamatan Jatitujuh itu menjelaskan, rata-rata harga gabah kering di daerahnya di angka Rp450 kuintal.

Namun, harga di kisaran itu, mengalami penurunan dibanding harga gabah pada musim panen tahun lalu, di periode yang sama.

“Harga gabah kering untuk saat ini Rp450 ribu per kuintal. Anjlok, karena taun kemaren mencapai Rp600 ribu per kuintal. Tapi biasanya di bulan Oktober sampai Desembar akan naik. Mudah-mudahan ada di angka Rp700 per kuintal. Tahun kemarin, puncaknya tetap di angka Rp600 per kuintal,” jelas dia.

Saripudin menjelaskan, harga gabah hasil panen musim ketiga itu cukup menggembirakan bagi kalangan petani. Namun, jika melihat modal untuk menggarap lahan, masih belum tertutup.

“Permasalahan petani adalah masih didominasi soal pupuk yang mahal. Karena kalaupun pupuk subsidi ada, terbatas atau susah didapat. Terus, di kami ini masih kurang baiknya sistem irigasi,” jelas dia.

“Jadi, dengan harga segitu, kami mah alhamdulillah. Tapi kalau lihat perjuangan sejak tanam sampai panen, ya nanti alhamdulillahnya bisa berkurang. Jadi, disyukuri aja, alhamdulillah harganya lagi segitu,” imbuhnya.(hsn)

Tags :
Kategori :

Terkait