RAKYATCIREBON.ID - Bank Jabar Banten (BJB) dan Bank Perkereditan Rakyat (BPR) diminta, agar tidak berebut market guna menumbuhkembangkan badan usaha milik daerah (BUMD). Keduanya, harus bisa bersinergi.
Makanya, selain untuk menumbuhkembangkan perusahaan, juga harus bisa memetakan marketnya.
\"Jangan sampai, keduanya ini (BJB-BPR, red) berebut market. Kami merekomendasikan agar market BJB diperuntukan untuk menengah ke atas. Sedangkan BPR, untuk menengah ke bawah,\" kata Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, R Cakra Suseno SH, kemarin.
Karena tujuan dibentuknya BPR salah satunya untuk menekan bank harian di pasar. Mengingat keberadaan bank harian, memberatkan masyarakat. Sehingga, demi terciptanya pertumbuhan ekonomi, BPR dihadirkan.
Untuk itu, kata politisi Gerindra, pengelolaan keuangan di desa, yakni penghasilan tetap (Siltap) para perangkat, bisa dikelola oleh BPR. Pun sama, dengan sertifikasi.
“Untuk menjaga rasio pertumbuhan di BPR. Agar BPR ini maju,” imbuhnya.
Sebenarnya, pemda pun memiliki saham di BJB. Tapi, lanjut Cakra, Pemda juga memiliki BPR. Ditambah lagi, BPR memiliki dua kategori yaitu kepemilikian milik bersama dan milik tunggal. Sehingga, ketika menyerahkan pengelolaan untuk siltap dan sertifikasi ke BPR bisa mengoptimalkan BPR.
“Dan BJB sendiri, ternyata kemitraan itu sudah terbentuk. Supaya jangan berebut tentang pangsa pasar. Tujuannya, agar pertumbuhan berkaitan dengan pengelolaan di BPR bisa lebih maju lagi, lebih besar lagi. Ya seperti itu,” terang dia.
Meskipun begitu, tetap ada catatan yang harus diperhatikan. Tidak asal memberikan rekomendasi lalu kemudian dijalankan. “Catatannya, BPR juga harus mumpuni. Berkaitan dengan SDMnya. Karena kesiapan BPR ini kan masih dibutuhkan banyak perbaikan-perbaikan,” tuturnya.
Menurutnya, semua itu menjadi tantangan tersendiri buat BPR. Pihaknya meyakini, BPR mampu melewatinya. (zen)