RAKYATCIREBON.ID - Pemerintah Kabupaten Majalengka segera melakukan vaksinasi untuk anak-anak. Rencananya, akan dilakukan serentak mulai Rabu 28 Juli mendatang, dengan sisa vaksin yang tersedia sebanyak 17.600 dosis vaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Harizal Harahap mengatakan, untuk pelaksanaan vaksinasi anak usia 12-18 tahun ini, akan bekerja sama dengan sejumlah pesantren dan sekolah-sekolah serta Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana yang juga menangani anak-anak. Untuk jumlah sasaran masih menyesuaikan dengan ketersediaan vaksin.
\"Pada Sabtu pekan kemarin, vaksin yang ada telah digunakan sebanyak 3.000 dosis. Sehingga tinggal tersisa sebanyak 17.600 lagi,” ungkap Harizal yang mengaku tengah melakukan persiapan pelaksanaan vaksinasi untuk anak menyangkut jumlah sasaran dan tempat pelaksanaannya.
Rencana sementara pelaksanaan gebyar vaksinasi untuk anak-anak, dilakukan di Lapangan Tenis Setda dan sejumlah puskesmas, pesantren dan sekolah guna memudahkan jarak jangkau bagi sasaran serta menghindari kerumunan.
“Sekarang kami mulai melakukan pendataan terhadap sasaran. Pendataan pesantren yang akan menjadi tempat pelaksanaan, juga tenaga kesehatan yang akan menjadi petugas pelaksana,” ungkapnya.
Untuk penyediaan vaksin, menurut Harizal, pihaknya masih terus berupaya mengajukan tambahan melalui Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta bantuan LO, agar ada penambahan signifikan untuk mempercepat target sasaran.
Sementara ini, ada tambahan distribusi vaksin melalui TNI dan Polri. Ini untuk mempercepat target pelaksanaan bagi masyarakat umum serta lansia. “Bersukur TNI dan Polri ini koordinasinya bagus. Sehingga datanya bisa sinkron dan tercatat di kami,” ungkap Agus.
LANSIA RENDAH
Sementara itu, menurutnya, target vaksinasi untuk lansia masih tetap rendah. Kendalanya banyak. Di antaranya yang komorbid, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan vaksinasi. Namun tidak sedikit pula yang masih melakukan penolakan untuk divaksin dengan berbagai alasan.
Untuk para lansia yang masih melakukan penolakan, dibutuhkan sosialisasi yang masif dari semua pihak dengan menerangkan bahwa vaksinasi bagi lansia aman. Serta benar-benar untuk memberikan perlindungan, menjaga kekebalan tubuh dari Covid-19.
Setidaknya, dengan divaksin ketika ada serangan virus, bisa lebih tahan dibanding mereka yang belum menjalani vaksinasi. “Ada yang sudah datang ke tempat pelayanan. Namun ternyata tidak bisa divaksin karena komorbid. Ada banyak lansia yang mungkin bisa divaksin, namun mereka tidak bersedia datang ke tempat pelayanan,” ungkapnya.
Namun demikian, menurut Harizal, pihaknya bersama para petugas kesehatan di lapangan serta anggota Satgas, terus berupaya mengajak para lansia untuk melaksanakan vaksin. Ajakan dilakukan melalui pengurus RT dan tokoh masyarakat setempat yang bisa mempengaruhi lansia tersebut.
“TNI dan Polri perannya juga besar. Melalui Bhabinsa dan Bhabinkamtibmasnya di lapangan, mampu mengajak banyak lansia untuk divaksin,” katanya. (hsn)