RAKYATCIREBON.ID - Peredaran obatan-obatan terlarang di beberapa kawasan di Kota Cirebon disebut-sebut sudah sangat mengkhawatirkan. Genderang perang harus ditabuh semua pihak. Agar generasi muda tidak terjerat pada penggunaan \"pil setan\".
Delapanremaja lengkap dengan sarung tangan tinjunya tengah berlatih gerakan memukul. Dipandu seorang pelatih, dengan tekun. Di halaman sebuah rumah di Kesunean Tengah, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk. Ring tinju yang dibuat mandiri dijadikan arena latihan. Beberapa samsak tampak tersedia.
Ya, rumah itu milik Subagja. Pria berusia 38 tahun itu mantan petinju di era awal 2.000. Ia menginisiasi untuk memberikan latihan tinju gratis bagi usia remaja. Sejak setahun terakhir ini, Subagja menyulap pelataran rumahnya menjadi arena latihan tinju.
\"Alhamdulillah baru setahun ini berjalan. Kita buat Sasana Bara Boxing Club untuk anak-anak muda latihan. Kita tidak memungut biaya. Saya gratiskan semua,\" ungkap Bagja di sela-sela memantau latihan rutin, Rabu (14/7).
Bagja sebagai manajer bertanggung jawab atas rutinitas latihan tinju para remaja. Ia meminta sahabatnya, Boy Tanto, untuk menjadi pelatih. Boy juga merupakan mantan petinju dari Cirebon dengan sederet prestasi gemilang. \"Boy sahabat saya sejak lama,\" ucapnya.
Dia menginisiasi latihan tinju gratis bagi remaja dilatarbelakangi rasa prihatinnya terhadap peredaran obat-obatan terlarang. Kawasan Kesunean, disebut Bagja, wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi peredaran obatan-obatan terlarang. Ia tak mau, generasi muda rusak oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
\"Untuk mengarahkan anak-anak muda ke kegiatan positif. Agar menghindari obat-obatan terlarang. Apalagi peredaran obat-obatan sangat marak di wilayah sini. Saya tidak ingin generasi muda kita dirusak,\" kata Bagja.
Menurutnya, bahaya penyalahgunaan obat-obatan di kalangan generasi muda terbilang laten. Mereka yang sudah terbiasa mengonsumsinya, sangat berpotensi terus meningkat, hingga menjadi pengguna atau bahkan pengedar narkoba.
\"Kalau sudah terkena obat-obatan, anak-anak akan kehilangan masa depan, orangtuanya akan kehilangan harapan. Dari obat-obatan juga, mereka akan terus meningkat ke narkoba, terus sampai tingkat paling parah menjadi pengedar,\" tuturnya.
Di Sasana Bara Boxing Club, sebenarnya ada 15 remaja yang menjadi anggota. Hanya saja, karena PPKM Darurat, sebagian dari mereka libur berlatih. Bagja menyebutkan, pihaknya memprioritaskan anak usia remaja agar mudah dilatih secara serius. Mereka dibagi ke beberapa kelas.
\"Latihan rutin setiap Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Kita ajarkan teknik dasar, latihan fisik, dan gaya-gaya pukulan,\" kata pria yang pernah menjuarai kejuaraan tinju di Pekan Raya Jakarta pada awal 2000-an itu.
Senada dikatakan sang pelatih, Boy Tanto. Dirinya senang bisa aktif melatih generasi muda. Terlebih fasilitasnya sudah disediakan secara mandiri oleh rekannya, Subagja. Boy mengatakan, di Kota Cirebon hanya ada satu ring tinju untuk latihan, yaitu di Sasana Bara Boxing Club.
\"Sekarang Kota Cirebon tidak punya ring tinju untuk latihan. Sempat punya itu tahun 2011 hadiah dari KONI Kota Cirebon, karena cabor tinju sukses di Porda Jabar tahun 2010 dengan meraih 3 emas dan 2 perunggu,\" kata Boy.
Ia menambahkan, meski baru berusia setahun, Sasana Bara Boxing Club sudah mendapatkan undangan untuk mengikuti kejuaraan di Bali dan Jakarta. Semula direncanakan dalam waktu dekat ini. Hanya saja karena pandemi Covid-19 semakin mengganas, akhirnya kejuaraan ditunda.
\"Sudah mendapatkan undangan khusus dari Jakarta dan Bali untuk kejuaraan. Tapi karena PPKM Darurat, jadi ditunda. Rencana 5 orang dari Sasana Bara Boxing Club yang akan kita ikutkan. Ada kelas junior 3 orang dan kelas elit 2 orang,\" jelasnya.