RAKYATCIREBON.ID - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sudah berlangsung sejak 3 Juli lalu. Genap 10 hari hingga Senin (12/7). Ada dampak positif dari penerapan PPKM Darurat di Kota Cirebon. Salah satunya penurunan volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kopiluhur.
\"Berdasarkan laporan dari UPT TPA Kopiluhur, terjadi pengurangan volume sampah yang masuk ke TPA setiap harinya. Diperkirakan terjadi penurunan sekitar 30 persen rata-rata tiap hari,\" ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Kadini SSos.
Dikatakan Kadini, volume sampah yang masuk TPA tiap harinya memang cenderung variatif. Namun jika dirata-ratakan berkurang 30 persen jika dibandingkan hari-hari normal sebelum PPKM Darurat. \"Jadi memang selama PPKM ini berkurang jumlahnya,\" kata dia.
Kadini menuturkan, pengurangan sampah dipicu beberapa faktor saat masa PPKM Darurat ini. Seperti, semakin terbatasnya aktivitas restoran, pusat perbelanjaan, dan pusat-pusat aktivitas perekonomian lainnya. Penurunan jumlah masyarakat yang beraktivitas di Kota Cirebon juga turut memengaruhi.
\"Jumlah orang yang beredar kan semakin berkurang. Kemudian pusat kegiatan ekonomi juga tingkat keramaiannya turun. Otomatis imbasnya ke pengurangan sampah,\" katanya.
Kota Cirebon pada siang hari dipadati oleh lebih dari satu juta jiwa dalam hari-hari normal. Padahal jumlah penduduknya hanya sekitar 340 ribu jiwa. Di sisi lain, Kadini menyebutkan, pihaknya saat ini tengah berupaya mengedukasi masyarakat secara terus-menerus untuk mengelola sampah di tingkat hulu. Pemilahan sampah diharapkan bisa semakin mengurangi jumlah yang dibuang ke TPA Kopiluhur.
Sementara itu, Kepala UPT TPA Kopiluhur, Didi Supriadi menyampaikan, kondisi TPA nyaris penuh. Sehingga perlu langkah-langkah strategis untuk memperpanjang usia TPA. “Prediksi tiga tahun lagi akan habis. Makanya kita usulkan pengurangan sampah yang masuk ke TPA,” ungkapnya.
TPA seluas sekitar 14,2 hektar itu beroperasi sejak 1999. Dalam sehari, volume sampah yang masuk ke sana sekitar 350 meter kubik. Beruntungnya, ada pemulung yang beraktivitas di TPA Kopiluhur. Sehingga sekitar 20 ton sampah keluar lagi dari TPA, hasil pemilahan.
“Yang sudah terisi sekitar 70 persen. Tahun ini ada rencana pembebasan lahan seluas 1.805 meter persegi untuk memperluas TPA. Langkah ini bisa memperpanjang usia TPA sekitar dua tahun lagi dari prediksi (tiga tahun),” jelasnya.
Didi menyampaikan, di areal TPA Kopiluhur terbagi dua zona, yakni zona aktif yang masih bisa digunakan untuk pembuangan sampah, sedangkan zona pasif sudah diurug tanah dan diratakan. “Solusi untuk mengurangi sampah masuk ke TPA adalah pemilihan di tingkat RT atau RW, bahkan rumah tangga,” pungkasnya. (jri)