RAKYATCIREBON.ID - Langit terlihat cerah, matahari pun baru bergeser sekitar dua tombak. Kesibukan terlihat di pemakaman umum Desa Ujungberung Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka. Tepatnya di areal pemakaman para pemuka dan pendiri desa.
Sejumlah perangkat desa terlihat sibuk di sekitar lokasi, menyiapkan sebuah acara, diiringi para tetua desa dan para alim ulama setempat.
Mereka lalu mengambil posisi duduk bersila di sekitar pemakaman pendiri desa. Lalu tak lama terdengar lantunan zikir dan doa bersama yang dipimpin tokoh setempat.
Selepas itu, mereka langsung beranjak ke lokasi pemakaman dan menaburkan bunga di atas pusara para pendiri desa. Dilanjutkan dengan makan bersama di sekitar lokasi atau di aula kantor desa.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu tradisi di Desa Ujungberung. Yang disebut dengan sedekah desa.
Menurut Aris Susanto AMD, Kepala Desa Ujungberung, kegiatan sedekah desa biasanya digelar setiap akan ada acara besar.
Seperti saat akan ada pelaksanaan Pilkades, maupun kegiatan desa lainya. Termasuk jika ada kepala desa yang hendak menggelar hajatan.
“Kegiatan ini merupakan tanda syukur, sekaligus jiarah kubur dan mengirimkan doa kepada para pendiri desa. Sehingga menjadi desa yang besar dan penuh keberkahan,” kata Aris, Jumat (25/6).
Hal senada diungkapkan Abdul Somad SAg, sekretaris desa setempat. Menurut dia ziarah kubur sangat dianjurkan oleh Rasullulah SAW sebagai upaya kita mengingat kematian. Sekaligus mengingatkan kebesaran Alah SWT.
Dijelaskan dia, pada dasarnya manusia merupakan mahluk yang lemah, yang sengaja di ciptakan untuk beribadah dan menyebah kepada Allah SWT.
“Penegasan itu jelas tercantum dalam Alquran, terutama dalam ayat yang menceritakan tentang kisah nabi Musa As. Dimana Allah menegaskan kepada nabinya agara semua manusia menyebah hanya kepada Allah SWT,”pungkasnya. (pai)