RAKYATCIREBON.ID – Multikulturalisme di Cirebon terus tumbuh. Orang dari berbagai latar belakang suku, agama, ras dan antargolongan telah lama hidup rukun berdampingan. Semangat itulah yang melatarbelakangai pengusaha asal Cirebon Sucipto Chandra dan anaknya, Teddy Dharmadi Chandra aktif berbagi sambil menjalankan usaha meraka.
Sebelum ramadan, Sucipto dan Teddy dengan usaha restoran yang dikelola mereka yakni Himas Coffee & Eatery, Ciprek dan Sate Taican rutin setia dua Jumat sekali menggratiskan lebih dari 100 porsi makanan kepada warga, komunitas ojol, nelayan, anak yatim, pemulung hingga tukang becak.
Di bulan ramadan, keluarga pengusaha ini membangikan lebih dari 150 porsi takjil berisi bubur candil dan puding kepada pengguna jalan yang lewat depan restoran, Jumat (23/4).
“Ini aktivitas untuk berbagai takjil untuk masyarakat yang beraktivitas di sekitar Ciprek atau Himas. Ingin beda dari sebelnya. Kalau sebelumnya antarkan kupon makan gratis ke yayasan di sekitar lingkungan baik yayasan atau panti sosial,” ungkap Chandra, kemarin.
Chandra menjelaskan, pemberian takjil kepada pengendara merupakan bentuk dukungan kepada warga yang menjalankan ibadah puasa ramadan. Pasalnya, banyak sekali pengendara yang melintas di Jalan Sisingamangaraja yang merupakan lokasi restoran Himas Coffee & Eatery.
Sementara itu, Teddy Dharmadi Chandra mengatakan, misi berbagi masih terus dijalankan. Lantaran masih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Secara bisnis, di area restoran, lanjut Teddy, bakal terus dilengkapi. Saat ini sudah ada 3 unit bisnis yakni Himas Coffee, Ciprek dan Sate Taican. “Ke depan lagi coba untuk seafood. Untuk melengkapi kuliner yang ada di sini,” kata dia.
Bahkan, di lantai dua, sedang digarap pembuatan lounge bagi pengunjung yang membutuhkan ruang khusus baik untuk rapat atau suatu pertemuan santai.
“Sedang pengembangan untuk menyediakan ruang untuk rapat atau perkumpulan yang lebih privasi karena di luar terlalu ramai,” kata dia.
Pembagian takjil yang dilakukan Chandra dan Teddy disambut baik oleh Surip dan keluarganya. Manusia grobak asal Brebes yang sudah hidup di Kota Cirebon sejak tahun 2000 ini mengaku senang.
“Senang mendapatkan takjil jadi nggak beli. Kami atas nama orang jalanan mengucapkan terimakasih atas simpatinya kepada kami,” ujar Surip. (wan)