RAKYATCIREBON.ID- Polusi sampah menjadi salah satu keprihatinan semua daerah. Di Kabupaten Kuningan sendiri, rata-rata sampah yang dihasilkan dari rumah tangga sekitar 440 ton per harinya. Jika kondisi itu dibiarkan, bisa berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.
Salah satu inovasi yang dilakukan masyarakat RT 7 RW 2, Desa Ciherang, Kecamatan Kadugede dalam menanggulangi masalah sampah, dengan membuat alat pembakar ramah lingkungan. Dari mesin tersebut, sampah anorganik dapat dibakar dan sisa pembakaran dapat dimanfaatkan menjadi pupuk.
“Saya mewakili pemerintah daerah mengucapkan terima kasih kepada kepala desa, RW dan masyarakat Desa Ciherang yang telah memecahkan persoalan sampah di Kabupaten Kuningan. Ini bisa dicontoh desa-desa lain,” kata Wakil Bupati Kuningan HM Ridho Suganda SH MSi, saat meninjau lokasi pengolahan sampah di Desa Ciherang, Senin (19/4).
Wabup berjanji siap membantu untuk meng-upgrade mesin pembakar sampah tersebut agar memilki kapasitas yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan. Sehingga akan berdampak pada perekrutan tenaga kerja pengolah sampah yang lebih banyak.
“Saya berharap, dengan adanya tempat pengolahan sampah ini, bisa menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat. Inovasi warga di tengah pandemi Covid-19 luar biasa. Ini menunjukan bahwa orang Kuningan tidak menyerah di tengah pandemi,” tuturnya.
Sementara, Ketua RW 02 Marjuni, selaku penggagas pengolahan sampah tersebut mengatakan, dirinya bersama masyarakat di lingkungannya merasa terpanggil untuk membuat mesin pembakaran sampah, setelah terjadinya bencana alam yang diakibatkan oleh sampah.
Sejauh ini, alat pembakar sampah tersebut, baru bisa dimanfaatkan masyarakat di desanya secara bergiliran. “Karena daya tampungnya masih terbatas, maka penggunaannya bergiliran. Hari ini digunakan membakar sampah dari Dusun Pahing, besoknya Dusun Manis dan seterusnya,” ujar Marjuni.
Untuk pekerja pengolahan sampah, sambung Marjuni, saat ini dikerjakan secara bergantian oleh warga di lingkungannya sesuai jadwal piket siskamling. Karena proses pembakarannya dilakukan pada malam hari. “Yang dapat giliran jadwal ronda, ya mereka yang membakar sampah,” imbuhnya.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut, Camat Kaduged beserta jajaran, Kades Ciherang Masjda bersama lembaga desa dan tokoh masyarakat, serta sejumlah masyarakat setempat. (ale)