RAKYATCIREBON.ID - Suhu panas dalam beberapa pekan terakhir membuat khawatir sejumlah warga yang berada di sekitar Hutan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Warga khawatir bencana kebakaran terulang lagi.
Pasalnya, setiap memasuki musim kemarau TNGC kerap mengalami bencana kebakaran, yang cukup meresahkan warga di Kecamatan Sindangwangi.
Terutama warga Desa Bantaragung dan Padaherang yang berbatasan langsung dengan lokasi TNGC. Apalagi masyarakat Bantaragung dan Padaherang sendiri sempat trauma dengan musibah kebakaran serupa yang sempat menghanguskan areal Buper Awilega yang baru saja ditata.
Menurut, Setiawan (45) warga Kampung Pasir desa Bantaragung, peristiwa kebakaran hutan TNGC tahun lalu bukan merupakan kejadian pertama.
Sebab, hampir setiap musim kemarau kerap terjadi kebakaran. Bahkan, tahun lalu sedikitnya 5 hektare Hutan Guling Munding ludes terbakar. Bencana tersebut menghanguskan areal wisata Awilega, hingga nyaris memasuki areal pemukiman warga.
“Penyebabnya, kemungkinan akibat cuaca panas, kemarau panjang dan angin kencang yang menimbulkan percikan api,” jelas Setiawan, Selasa (13/4).
Beruntung, kata dia, kebakaran hutan TNGC tahun lalu itu tidak sampai meluas ke wilayah Majalengka dan perkebunan warga.
Menghindari kebakaran terulang lagi, warga dan sejumlah aparat TNGC membuat sekat pemisah kebakaran, dengan cara membabat sejumlah rumput dan belukar.
Serta membuat sekat selebar 3 meter dari hutan. Tujuanya, jika terjadi kebakaran, api tidak bisa akan langsung menerobos ke area kebun warga atau pemukiman.
Selain membuat sekat, pihaknya juga melakukan patroli bersama secara rutin. Kepala Resort TNGC wilayah Sindangwangi Dadan Topik saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya bersama warga dan sejumlah kelompok pecinta alam Wana Hayu telah membuat sekat penahan kebakaran, sebagai langkah antisipasi.
”Warga sudah membuat sekat dan berjaga saja guna menghindari adanya musibah kebakaran. Alhamdulillah sudah hampir empat hari ini curah hujan kembali naik,”pungkasnya. (pai)