RAKYATCIREBON.ID – Keinginan untuk bisa pulang ke kampung halaman sangat dirasakan oleh Casmi binti Kasdi (56), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Blok Sukajaya RT 11/6, Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu.
Hanya saja, sejak 12 tahun lalu dikabarkan tertahan oleh majikannya saat bekerja di Arab Saudi.
Hal itu diadukan oleh adik kandungnya, Tarinih (46) kepada DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Indramayu yang berkantor di Blok Sukamelang, Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Indramayu.
Kakaknya itu bekerja di Arab Saudi terhitung sudah hampir 12 tahun, namun sampai saat ini tidak bisa pulang karena majikannya selalu menahan kepulangannya.
“Dua tahun ini sudah tidak ada kabarnya lagi. Keluarga sangat cemas, selalu memikirkan keberadaan kakak saya,” tuturnya kepada Tim Advokasi SBMI Indramayu.
Diceritakan, awalnya pada Agustus 2009 Casmi direkrut oleh sponsor bernama Sadi warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana.
Kemudian selama sekitar satu bulan mengikuti proses sebagai calon PMI, dan pada September 2009 oleh PT Tritama Mega Abadi diberangkatkan ke Arab Saudi.
Setelah dua bulan bekerja, Casmi baru bisa memberi kabar kepada keluarga untuk memastikan keadaannya baik.
Ia bekerja pada majikan bernama Halid Al Samari dan Siza yang tinggal di daerah Hail Baqaa, Arab Saudi.
Di dua tahun pertama kabarnya selalu baik dan tidak menemui masalah, termasuk komunikasi dengan keluarga. Bahkan sempat mengirimkan gaji hasil kerjanya.
Kemudian tempat kerjanya dipindah pada majikan baru bernama Hamud dan Faridah yang masih saudara dari majikan pertama.
“Sejak bekerja pada majikan yang kedua kakak saya mulai ada tanda-tanda kurang baik. Komunikasi mulai jarang telepon, satu tahun hanya bisa cuma dua kali. Terakhir telepon sekitar akhir tahun 2018 sampai sekarang putus kontak,” ungkapnya.
Dituturkan Kaisah Ratnasari yang merupakan anak Tarinih, pihak keluarga sudah berusaha dan meminta pertolongan agar Casmi bisa segera dipulangkan.
Termasuk mengadukan ke sejumlah pihak yang dianggap bisa memberikan tindak lanjut. Namun usaha yang sudah dilakukan hampir 2 tahun belum juga ada tanda-tanda akan berhasil.
“Dua tahun yang lalu saya dan Musa (anak kandung Casmi, red) sudah menyampaikan aduan ke pemerintah desa, Disnaker, dan ke BP2MI Bandung tapi sampai sekarang belum juga ada perkembangannya,” kata dia.