RAKYATCIREBON.ID - Banjir di Kabupaten Indramayu juga merendam ribuan hektar areal tambak. Jika dikalkulasikan, kerugian yang diderita petani tambah hingga puluhan miliar rupiah.
Plt Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi mengatakan, berdasarkan pendataan sementara hingga akhir pekan, luas tambak yang terendam banjir mencapai 4.001,3 hektar.
Jumlah tersebut tersebar di sejumlah kecamatan. Areal tambak yang paling parah terdampak rendaman banjir ada di Kecamatan Losarang, luasnya mencapai 3.800 hektar.
\"Untuk budidaya yang dikembangbiakkan di tambak-tambak yang terendam itu bermacam-macam. Mulai dari ikan lele, nila, gurame, bandeng dan udang. Umurnya pun bervariasi ada yang kecil dan ada pula yang siap panen,\" kata Edi, Sabtu (20/2).
Kondisi yang tidak kalah memprihatinkan akibat banjir yang merendam sebagian besar wilayah Kabupaten Indramayu, yaitu hilangnya ikan dan udang yang dibudidayakan di tambak karena terbawa arus air.
\"Selain hilangnya budidaya, para petambak juga merugi akibat kerusakan pada pematang tambak. Banjir yang menggenang selama berhari-hari itu juga membuat pematang yang terbuat dari tanah menjadi terkikis, longsor bahkan jebol,\" ungkapnya.
Atas bencana banjir itu hingga kini pihaknya belum bisa memastikan nilai kerugian yang dialami para petambak. Namun pengitungannya saat ini masih terus berjalan. Meski demikian bisa diperkirakan nilai total kerugian seluruh petambak mencapai puluhan miliar.
Dikatakan, para petambak yang terdampak banjir tersebut belum seluruhnya memiliki asuransi pembudidaya yang diprogramkan oleh pemerintah.
\"Sejak tahun lalu, kuota asuransi pembudidaya yang ditetapkan pemerintah untuk Kabupaten Indramayu hanya 160 orang. Jadi belum semua petambak terlindungi asuransi pembudidaya,\" tandas Edi. (tar)