RAKYATCIREBON.ID-Harumnya kopi asli asal Majalengka telah tercium saat butiran cokelat kehitaman itu diseduh oleh air panas.
Sedikitnya ada 13 macam olahan yang telah dikembangkannya, yang kemudian menjadi ciri khasnya.
Pengelolanya sendiri adalah anak muda berusia 25 tahun. Namanya Yusuf Bimantara.
Ditemui di warung jajanan kopinya, dekat masjid di Desa Gunung Wangi, Yusuf menceritakan bahwa berkat kopi Gunung Wangi.
Ia telah mendapatkan pengalaman juga pengetahuan, selain pemasukan uang.
“Saya, pernah juara wirausaha muda 2019 bidang pangan kopi,” ungkap Yusuf kepada Rakyat Cirebon.
Saat ini, dia punya sejumlah petani yang diajak kerjasama. Serta memperkerjakan anak-anak muda sehingga lebih berdaya guna.
“Jadi tidak semata-mata karena mencari uang, namun untuk menghidupkan ekonomi lokal,” ungkapnya.
Ada dua jenis kopi yang menjadi andalannya, yakni Arabica dan Robusta. Namun, yang paling banyak itu kategori proses pengolahannya, yakni wine, honey, natural dan masih banyak lagi.
“Ada banyak pengolahannya,” ungkapnya.
Saat ini, Yusuf sedang mengembangkan teh dari kulit buah kopi. Biasanya kopi itu yang diambilnya adalah bijinya.
“Saya tengah mengembangkan teh dari kulit kopi. Sudah berhasil, Cuma saat ini stoknya habis,” ungkapnya.
Yusuf pernah diundang untuk menjadi narasumber yang berbicara tentang kopi.
Ia diundang atas permintaan donatur yang membiayainya. “Ada yang membiayai, saya berbicara tentang kopi di sebuah hotel.” ungkapnya.
Yusuf membawa nama brand desanya yakni Gunung Wangi. Desa di Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat ini memang banyak tanaman kopi.