RAKYATCIREBON.ID-Anggota Komisi IV DPRD Majalengka Yanto Nugraha menilai, informasi kasus Covid-19 di Kabupaten Majalengka kurang terbuka.
Menurutnya, angka kematian yang terjadi akibat terkonfirmasi positif Covid-19 tidak tersampaikan secara terbuka oleh Satgas Covid-19.
Yanto khawatir, informasi tidak akurat dapat menimbulkan permasalahan lain yang berakibat fatal bagi penanganan virus ini.
\"Saya dapat informasi akurat terkait kematian akibat Covid-19 di Majalengka, sayangnya itu tidak sampai ke masyarakat,\" ungkapnya.
Politisi Partai berlambang Kakbah itu pun menjelaskan, sebanyak 62 kasus kematian akibat virus Korona itu tidak terupdate di data pusat Satgas.
Sehingga, kata dia, Komisi IV yang salah satunya membidangi kesehatan mempertanyakan sikap dari Satgas yang tidak memasukan data tersebut.
\"Itu angka yang fantastis loh, kenapa sampai tidak tersampaikan secara rinci, ada apa dengan Satgas?,\" tegasnya.
Serta berdasarkan catatan Komisi IV DPRD Majalengka ada sejumlah 92 kematian akibat Covid-19 dalam kurun waktu 69 hari.
Adapun jumlah 62 kasus kematian yang terjadi akibat terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Majalengka rinciannya ialah 45 meninggal saat isolasi mandiri, RS Arjawinangun 1, RS 45 Kuningan 1, RS Cideres 2, RS Majalengka 6, RS Mitra Plumbon 1, RS Sumber Waras 2, RSHS Bandung 1, RS Sidawangi 1, 2 kasus tanpa diketahui lokasinya.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Majalengka membantah pernyataan anggota DPRD yang menyebutkan tidak terbukanya data kematian dan konfirmasi positif di wilayah setempat.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Majalengka, Eman Suherman menyebut, pihaknya selama ini telah membangun sistem terpadu dari semua lini dalam pelaporan terkait kasus Covid-19 yang tengah terjadi di wilayahnya.
\"Masalah data Covid-19, baik yang probabel, terkonfirmasi, yang meninggal, sembuh dan lain-lain semuanya terinformasikan by sistem,\" ujar Eman, Kamis (18/2).
Eman yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Majalengka tersebut memastikan, tidak bisa mengubah data dan informasi karena sudah melalui validasi input yang sistematis.
\"Kita tidak bisa mengutak atik data itu dan dilaporkan setiap hari ke Pikobar Jabar,\" ungkapnya.
Sementara terkait pasien yang tengah melakukan isolasi mandiri, Eman menerangkan, selama ini Tim Satgas selalu memantau perkembangan sesuai kondisi di lapangan.