RAKYATCIREBON.ID -Tim relawan dan pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Majalengka mengusulkan agar dibuatkan tempat penampungan air atau bendungan di hulu sungai Ciputis area Bantarwaru Ligung.
Atau harus ada bendungan baru di titik-titik hulu sungai lainnya yang mengalirkan air ke hilir. Usulan itu untuk mencegah banjir di musim hujan.
Tanggapan ini muncul usai tim PKS meninjau dan memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir.
Ketua DPD PKS Majalengka, Roni Setiawan mengatakan, berdasarkan temuan informasi dari kondisi banjir di lapangan, menurut keterangan aparat dan warga serta para kuwu di wilayah banjir.
Banjir di daerah Ligung, Kertajati dan Jatitujuh serta sekitarnya terjadi karena banyak dilalui anak sungai dan pendangkalan aliran sungai, sehingga air meluap.
“Sehingga normalisasi sungai sangat dibutuhkan. Normalisasi seharusnya dilakukan memasuki musim awal kemarau atau pertengahan kemarau,” ungkap Roni kepada Rakyat Cirebon, Jumat (12/2).
Menurutnya, warga dan kuwu di daerah banjir Majalengka bagian utara, juga mengatakan, telah tiga tahun terakhir ini sering banjir karena ada bangunan pabrik prestisius, juga ada bangunan bandara.
“Banyaknya bangunan megah sedikit banyak berpengaruh atau industri di sekitarnya. Membuat tanah tak bisa menyerap air,” ungkapnya.
Roni menjelaskan, menurut kuwu lainnya, kejadian banjir selama tiga tahun terakhir ini, karena keberadaan bandara dan jalan tol, sehingga penampungan air di rawa tak bisa lagi menampung air.
“Menurut para kuwu dan warga terdampak banjir, banjir kali ini yang paling dahsyat. Sampai hari ketiga, air masih tergenang setinggi 40 sentimeter di beberapa titik,” ungkapnya.
Roni menuturkan, sementara di daerah Kadipaten dan Dawuan paling banyak warga terdampak, karena banyak barang seperti kasur dan alat-alat rumah tangga ikut terendam air. “Di wilayah Kadipaten juga parah,” ungkapnya.
Berdasarkan laporan Tim Relawan PKS, khusus untuk wilayah Blok Dukuh Warung Timur Desa Pagandon, yang terkena dampak tercatat 312 rumah, tiga sarana ibadah, kerugian material ditaksir Rp600 juta, nihil korban jiwa.
Bantuan yang sudah diberikan yakni berupa sembako, yang terdiri dari beras, mie instan dan barang yang sangat dibutuhkan lainnya.
Terpisah, anggota DPRD Majalengka, Dhora dan Dedi Rasidi mengatakan, banjir merupakan pekerjaan rumah (PR) bagi Pemda Majalengka. Pemda harus segera melakukan langkah-langkah berbasis asesmen terhadap penyebab banjir.
“Seperti normalisasi sungai dan AMDAL,serta soal pendirian industri yang mungkin akan banyak didirikan agar dikaji ulang,” tandasnya. (hsn)