Viral Dusun Tarikolot dan Cibadak Majalengka Disebut Kampung Mati, Ini Penyebabnya

Rabu 03-02-2021,18:00 WIB
Reporter : Iing Casdirin
Editor : Iing Casdirin

Sementara itu, di lokasi kampung tersebut, Wakapolsek Majalengka, Iptu Agus Purwanto didampingi Babinsa kedua wilayah itu, Wijaya Kesuma dan Andik, ketika diwawancara mengatakan, kampung yang disebut kampung mati itu ada dua wilayah yakni Kampung Tarikolot Desa Sidamukti, satunya kampung Cibadak Kelurahan Cijati. Semuanya ada 11 Kepala Keluarga (KK).

“4 KK masuk wilayah Tarikolot, 7 KK masuk Cibadak. Kami berharap mereka sesegera mungkin untuk pindah, dilihat dari lokasi sangat rawan longsor. Lebih baik pindah dulu,” ungkapnya.

Soal masih adanya warga yang lalu lintas di kedua kampung itu, diakui oleh petugas dari Polri dan TNI itu, karena masih banyaknya petani yang menggarap kebunnya di wilayah tersebut.

“Sehingga, sebagian warga masih berlalu-lalang ke wilayah Tarikolot dan Cibadak. Tapi kalau sore mereka pulang ke rumahnya di tempat lain,” ucapnya. 

PERGERAKAN TANAH

Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mendadak viral usai munculnya video yang diunggah di channel youtube Bucin TV. Video itu memperlihatkan kondisi terkini pemukiman warga di Desa Sidamukti yang ditinggal penghuninya akibat bencana alam.

Usut punya usut, desa mati itu berada di Dusun Tarikolot yang masih berada di wilayah Desa Sidamukti. Dusun tersebut mulai ditinggalkan warganya sejak tahun 2010 lalu, akibat sering terjadinya pergeseran tanah.

Dari pantauan di lokasi Dusun Tarikolot, rumah-rumah warga tampak terbengkalai dan tak terurus. Selain terbengkalai, ada juga rumah warga yang tertimbun akibat pergeseran tanah. Jalan di dusun tersebut juga terlihat dipenuhi lumut karena lama tak dilalui.

Meski begitu, masih ada juga warga yang tetap tinggal di Dusun Tarikolot meski bahaya pergerakan tanah mengancam dan bisa terjadi kapan saja. Sementara, sebagian besar warga lainnya telah pindah ke tempat relokasi yang disediakan.

Kepala Desa Sidamukti, Karwan mengungkapkan warga Dusun Tarikolot mulai pindah ke tempat relokasi sejak tahun 2009 lalu. Dikarenakan sering terjadi pergerakan tanah yang membuat banyak rumah warga rusak hingga tertimbun tanah.

\"Kejadiannya itu dari dulu, kalau saya sendiri tahunya dari 2006 pergerakan tanah itu parah. Nah mulai tahun 2009 sampai 2010 warga Dusun Tarikolot ini mulai direlokasi,\" ucap Karwan.

Karwan menjelaskan, Dusun Tarikolot memang berada di zona merah rawan bencana berdasarkan data dari Badan Geologi Bandung. Hal itu terbukti dari seringnya kejadian pergerakan tanah di dusun tersebut.

Bahkan kata Karwan, peristiwa pergerakan tanah dengan skala besar mengancam setiap 20 tahun sekali.

\"Melihat data dari Badan Geologi, dusun ini termasuk daerah rawan bencana dan setiap saat itu terjadi perubahan posisi tanah dengan skala kecil. Namun untuk skala besar itu 20 tahun sekali, makanya kenapa direlokasi kita antisipasi tahun 2026 nanti,\" ucapnya.

Ia mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Majalengka akhirnya menyediakan lahan untuk dibangun pemukiman baru bagi warga Dusun Tarikolot pada tahun 2009 lalu. Tercatat, di Dusun Tarikolot saat itu terdapat 180 rumah dan 253 kepala keluarga yang semuanya harus direlokasi.

\"Di sana itu, ada 180 rumah dan 253 KK yang harus direlokasi. Akhirnya dibangunlah rumah untuk sejumlah KK di Dusun Buahlega yang kondisinya aman dari bencana itu,\" terangnya.

Tags :
Kategori :

Terkait