Disebutkan Pertama, Belum Tentu Kuningan Daerah yang Paling Miskin

Kamis 28-01-2021,17:00 WIB
Reporter : Iing Casdirin
Editor : Iing Casdirin

RAKYATCIREBON.ID - Bupati Kuningan H Acep Purnama mengatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengingatkan terkait dampak Covid-19 untuk semua sektor, salah satunya yang berdampak kepada kemiskinan.

“Pak Gubernur menjelaskan se-Jawa Barat, dimana dari 27 Kabupaten/Kota ada 19 Kab/Kota terlihat peningkatan kemiskinannya cukup tajam, dari 19 itu ada lima kab/kota yang sangat tajam diantaranya Kuningan,” kata Acep usai menyaksikan kedatangan vaksin di gudang farmasi, Rabu (27/1).

Jadi, menurut Bupati, Kuningan bukan urutan pertama kemiskinan, namun hanya disebutkan yang pertama, di antara daerah-daerah yang terdampak tersebut. Acep menafsirkan dari 27 Kabupaten/Kota menjadi 19 yang dampak Covid-19 terasa dan ada peningkatan tajam di 5 Kabupaten/Kota. “Walaupun disebutkan pertama, belum tentu,” ujar Bupati.

Upaya yang akan dilakukan Pemkab, kata Bupati, sudah dan sedang kita laksanakan bukan karena diumumkan oleh Gubernur, beberapa waktu yang lalu BPJS juga pernah mengumumkan.

“Saya ngapain harus berdebat ini itu, kita mencari akar penyebabnya kenapa timbul kemiskinan, dan saya tidak akan saling menyalahkan bagaimana masyarakat Kuningan yang biasa urban, sekarang karena banyaknya PHK dan dipulangkan sehingga berakibat kepada pendapatan, harus kita terima dengan arif dan bijaksana,” ujar Bupati.

Diungkapkan Bupati, langkah-langkah yang sudah dilakukan pasca pandemi salah satunya bagiannya bagaimana pemulihan ekonomi, dengan kita mentracking, mengkelompokan para pelaku UMKM, pedagang yang terdampak covid-19,” ucap Bupati.

Ketika ditanya terkait anggaran dalam pengentasan kemiskinan, Bupati mengakui bahwa anggaran untuk tahun ini sementara masih menghitung, yang jelas apapun yang diperlukan pokoknya harus ada.

Terpisah, Pemerhati Pemeritahan Boy Sandi Kartanegara mengungkapkan, Kuningan berada di urutan pertama terkait jumlah orang miskin selama pandemi, menurutnya siapa yang harus dievaluasi? Dirinya menilai Bappeda karena sebagai perencana pembangunan daerah.

“Idealnya kan mereka menyusun arah pembangunan dengan melihat kondisi tahun sebelumnya. Berkaca dari sebelumnya, maka otomatis bagaimana pembangunan difokuskan untuk menyelesaikan tunggakan-tunggakan pembangunan agar kita tak terjerembab kearah peningkatan angka kemiskinan,” kata Boy.

Pada konteks ini, dirinya mempertanyakan kualitas daya fikir seorang kepala Bappeda. Sekali lagi, mari kita reorientasi lagi arah pembangunan daerah, dirinya yakin Bupati punya spirit untuk mewujudkan itu. Jangan malah kemudian kita lebih disibukan dengan narasi soal keabsahan data kemiskinan yang disampaikan Gubernur.

“Tahun lalu kan juga begitu, protes terhadap data kemiskinan tapi tak ada langkah konkret untuk menanggulanginya, akhirnya kita sukses mendapat rangking 1 sebagai kado manis di awal tahun 2021,” jelasnya.

Sekedar informasi, dampak Covid-19 yang menghantam sisi perekonomian warga Jawa Barat mulai tampak. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mencatat angka kemiskinan di sejumlah daerah menunjukkan kenaikan.

Ridwan Kamil mengatakan jumlah orang miskin yang meningkat selama pandemi terjadi paling banyak di Kabupaten Kuningan. “Kemudian Indramayu, Sumedang, Cianjur dan Kota Cirebon,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Senin (25/1/2021).

Menurutnya dalam bahasa ilmiah, angka ini menunjukkan indeks kedalaman kemiskinan. Menurutnya selain daerah yang ia sebutkan, total angka kemiskinan naik ada di 19 daerah.(ale)

FOTO: ALEH MALIK/RAKYAT CIREBON

Tags :
Kategori :

Terkait