2 Kali Ambruk, DKM Islamic Center Indramayu Minta Evaluasi Bangunan

Selasa 26-01-2021,10:00 WIB
Reporter : Iing Casdirin
Editor : Iing Casdirin

RAKYATCIREBON.ID– Politisi yang akrab disapa Dewa, yaitu Dedi Wahidi yang merupakan Anggota Komisi V DPR RI mendorong dilakukannya investigasi terhadap kejadian ambruknya atap maupun robohnya menara Masjid Islamic Center Indramayu. Bahkan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) meminta adanya evaluasi secara total pada seluruh bangunan masjid tersebut.

Dua kali terjadinya insiden pada bangunan Masjid Syekh Abdul Manan yang berselang sekitar satu bulan mengundang perhatian politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut. Insiden pertama pada 6 Desember 2020, di hari Minggu itu sekitar pukul 11/45 WIB salah satu dari 4 menara masjid patah dan ambruk. Kemudian insiden kedua di hari Minggu juga, 24 Januari 2021, atap plafon ruang utama masjid pada sisi kanan mendadak ambruk sekitar pukul 12.15 WIB.

Padahal, menurut Dewa, Masjid Islamic Center menjadi kebanggaan bukan saja bagi umat muslim Kabupaten Indramayu, tapi juga daerah sekitar seperti Subang, Kuningan, Majalengka, Cirebon, hingga Brebes. Para wisatawan sengaja datang untuk melihat kemegahan masjid yang menjadi ikon wisata religi di Kota Mangga tersebut.

“Dalam tempo dua setengah tahun kurang lebih tahun tiba-tiba kita semua dikagetkan berita ambruknya salah satu menara dan atap plafonnya. Dua kali kejadian hari Ahad semua, bersyukur tidak ada korban,” ucap dia saat melihat langsung lokasi kejadiannya, Senin (25/1).

Meski demikian, ia mengaku prihatin dan sangat menyayangkan atas insiden yang terjadi di masjid 122 miliar tersebut. Apalagi yang ambruk bukan hanya material gypsum saja, tapi rangka penyangga atapnya juga ambruk. “Kurang bagus lah, padahal harapannya bisa kuat ratusan tahun. Harusnya atap itu jangan pakai gipsum, ada yang lebih bagus lagi kalau anggaran besar begitu. Oleh karena itu saya berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah,” ujarnya.

Disinggung konstruksi yang buruk, ia mengaku tidak paham. Namun meminta untuk mengundang tim ahli dibidang konstruksi maupun tim ahli dibidang perencanaan yang independen untuk melakukan investigasi. “Apa perencanaannya atau pelaksanaannya, saya memang bukan ahli konstruksi. Khawatir ada apa-apa, salah perencanaan dan atau salah pelaksanaan. Saya dan rakyat Indramayu pada umumnya ingin masjid kebanggan yang bagus dan megah ini bisa berusia ratusan tahun,” tegasnya.

Terkait adanya dugaan penyelewengan anggaran, Wahidi enggan menanggapinya. Ia lebih memilih menunggu hasil investigasi tim independen. Terlebih lagi pada bagian-bagian lain kondisinya terlihat sudah mengkhawatirkan. “Betul-betul prihatin dan menyayangkan. Jangankan wisatawan, jamaah saja pasti khawatir. Saya saja bismillah tujuh kali dulu tadi, khawatir ambruk susulan,” ungkapnya.

Semestinya, pembangunan yang menghabiskan anggaran Rp122 miliar itu benar-benar berkualitas. Juga dilengkapi dengan peralatan dan perabotan yang sangat memadai. “Jangan sampai ada kejadian lagi, apalagi sampai ada korban. Harus diinvestigasi dan ada jaminan tidak ada bagian bangunan yang rentan ambruk. Kedepan harus ada alokasi anggaran untuk perawatan dan pemeliharaan dari APBD,” kata dia.

Sekretaris DKM Masjid Islamic Center, Sanusi Gofur menyampaikan, dari pemantauan yang dilakukan bersama jajaran pengurus didapati banyak bagian rentan ambruk. Sehingga dimintanya agar Dinas PUPR melakukan evaluasi total pada bangunan masjid. “Kalau dikatakan riskan ya semuanya riskan. Oleh karenanya saya kemarin menyampaikan ke Pak Asda selaku Plt Kepala Dinas PUPR minta evaluasi menyeluruh, bukan hanya sebagian,” sebutnya.

Ia menambahkan, sejak menerima SK sebagai pengurus DKM pada Oktober 2017, ia memastikan tidak ada anggaran perawatan dari pemerintah daerah. “Saya dapat SK saat itu bangunan belum jadi dan dikebut lalu diresmikan 1 Juni 2018. Selama ini tidak ada anggaran perawatan dari pemerintah daerah, semuanya dari pengelolaan kotak amal yang ada di masjid,” tukasnya. (tar)

Tags :
Kategori :

Terkait