RAKYATCIREBON.ID - Pandemi Covid-19 belum berhenti. Penyebarannya terus diantisipasi. Termasuk, layanan bagi pasien yang terkonfirmasi positif.
Makanya, RSUD Waled terus memberikan tambahan layanan. Diantaranya, menambah ruang isolasi. \"Awalnya kita hanya mempunyai 7 ruang isolasi. Alhamdulilah sekarang sudah 103. Tahun ini kita sedang berbenah menuju 123,\" ungkap dr Budi, kepada Rakyat Cirebon, usai menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Senin (11/1).
Penambahan itu, langkah rumah sakit mempersiapkan diri, manakala terjadi ledakan pasien setelah liburan. Disamping itu, penambahan itu masih dikisaran RSUD Waled. Tidak keluar dari wilayah rumah sakit.
\"Saat ini kami masih melandai. Untuk wilayah timur hanya 50 persen yang dipakai, masih banyak ruangan yang kosong,\" kata dia.
Pihaknya pun memastikan, telah mengklasifikasikan setiap pasiennya. Dibedakan antara bayi, anak, ibu hamil, bedah, non bedah, resonan efeksi semua dipisah.
\"Jadi tidak ada penularan antar pasien,\" kata Budi.
Ruangannya pun sudah dilapis antara ruangan covid non infeksi, infeksi dan ruangan covid plus komplikasi. Ruangannya pun dibuat sesuai standar PPI atau Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
\"Kita buat ruang isolasi tidak asal ruangan saja. Kita memikirkan dampaknya. Mencegah penularan antar pasien, pasien ke pasien, pasien ke nakes. Sudah ada asrama disetting sebagai ruang isolasi yang ringan atau OTG. Tetap dengan aturan PPI,\" jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Siska Karina SH MH menjelaskan, memang RSUD Waled melakukan penambahan layanan. Bagi pasien Covid-19. Tahun ini, sedang berbenah agar total ruangan isolasinya mencapai 123 ruangan. Diperuntukan bagi yang masih bergejala ringan.
Pelayanan pun sejauh ini informasi positif. RSUD Waled menerapkan standar pelayanan Covid-19 yang ditetapkan pemerintah pusat. \"Satu ruangan diisi oleh beberapa. Misalnya ada 12 orang, dengan gejala yang sama atau level yang sama. Kita cross cek pun, hasilnya memang cukup representatif,\" kata Siska.
Selain itu, ditahun ini rencananya ada penambahan. Selain penambahan ruangan isolasi, juga menyiapkan dana tak terduga. Pasalnya, aturan baru dari kementrian, tidak ada anggaran untuk mengcover bagi pasien Covid yang bergejala ringan.
\"Misalnya, satu rumah isinya 4 org. Ada orang tuanya juga di sana. Nah si anak yang terpapar Covid harusnya kan diamankan. Biasanya ada pengcoveran dari kementrian. Sekarang tidak lagi. Jadi biayanya memakai biaya rumah sakit. Kalau tidak dianggarkan, ngambil dari mana rumah sakitnya,\" kata Siska.
Namun, untuk soal itu, pihaknya menyarankan agar rumah sakit mengkonsultasikan terlebih dulu ke pemda. (zen)