RAKYATCIREBON.ID - Perumda Air Minum (PAM) Tirta Giri Nata Kota Cirebon masih saja mendapatkan keluhan dari pelanggannya terkait distribusi air bersih. Padahal reservoir raksasa berkapasitas 9.000 meter kubik yang baru selesai dibangun beberapa waktu lalu di Plangon, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, sudah dioperasikan.
Pengoperasian reservoir baru tersebut ditopang juga oleh reservoir lama berkapasitas 1.000 meter kubik di lokasi yang sama. Jaringan distribusi utama (JDU) baru berukuran 600 mm yang membentang dari Plangon sampai ke Kalitanjung, Kota Cirebon, itu juga sudah dioperasikan bersamaan dengan pengoperasian reservoir baru.
Hal tersebut diketahui saat Komisi II DPRD Kota Cirebon melakukan kunjungan kerja ke reservoir milik PAM Tirta Giri Nata di Plangon, Jumat (18/12). “Kami melakukan tugas pengawasan terkait masih adanya keluhan masyarakat setelah dioperasikannya reservoir dan pipa JDU baru,” ungkap Karso, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Cirebon.
Setelah dicek langsung, diketahui pada reservoir lama terlihat volume air yang cukup banyak. Begitu juga pada reservoir baru, kendati tidak penuh sesuai kapasitas. Tapi secara keseluruhan, volume air di level reservoir dinilai cukup. “Tapi di beberapa wilayah di kota masih terkendala alirannya,” kata politisi yang juga ketua DPD PKS Kota Cirebon itu.
Berdasarkan penjelasan dari direksi PAM Tirta Giri Nata, sambung Karso, ternyata masih dilakukan perbaikan pada jaringan distribusi perkotaan hingga wilayah di pesisir seperti Samadikun. “Titik-titik kebocoran juga katanya sudah bisa dideteksi untuk diperbaiki. Adanya pada jaringan distribusi yang lama,” ujarnya.
Senada dikatakan Anggota Komisi II Agung Supirno SH. Ia menilai, mulai dari sumber air hingga sarana pengolahannya sudah memadai untuk peningkatan kualitas distribusi oleh PAM Tirta Giri Nata. “Semua sudah lengkap. Ada reservoir baru yang kapasitasnya sangat besar, pipa JDU juga sudah ada. Debit air juga kita lihat sudah cukup. Jadi tinggal PAM Tirta Giri Nata cepat menyelesaikan persoalan pada jaringan perkotaan,” tuturnya.
Agung menambahkan, DPRD Kota Cirebon menyetujui untuk dilakukan penambahan penyertaan modal Pemkot Cirebon terhadap PAM Tirta Giri Nata senilai Rp5,2 miliar dengan harapan bisa dioptimalkan untuk perbaikan jaringan distribusi perkotaan.
“Kami bahkan menggaransi ketika rapat terkait anggaran dengan Banggar dan TAPD, bahwa anggaran penyertaan modal sangat dibutuhkan. Makanya kami minta PAM Tirta Giri Nata untuk benar-benar optimal,” kata politisi muda Partai Golkar itu.
Tidak hanya itu, Agung mengaku, dalam beberapa kali raker dengan PAM Tirta Giri Nata, pihaknya meminta agar jajaran direksi terbuka mengenai masalah yang dihadapi. Komisi II ingin pemecahan masalahnya tidak parsial. “Kita minta semua persoalan dibuka. Agar kita temukan solusinya secara komprehensif. Tidak sepotong-sepotong,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Hendi Nurhudaya SH menilai jika anggaran penyertaan modal sebesar Rp5,2 miliar pada tahun depan tidak akan cukup untuk merevitalisasi jaringan distribusi perkotaan.
“Anggaran Rp5,2 miliar itu paling hanya cukup untuk menangani 30 persen jaringan dalam kota. Tapi secara umum, yang penting bagi PAM Tirta Giri Nata itu memperkuat manajemen jaringan distribusi air. Itu kuncinya,” katanya. (jri)