RAKYATCIREBON.ID-Richard Register adalah orang yang pertama kali mencetuskan ide kota berkelanjutan ini. Tahun 1987, ia menulis sebuah buku berjudul Ecocity Berkeley: Building City for Healthy Future. Ia meyakini bahwa pembangunan kota harusnya tidak hanya memperhatikan sisi ekonomi saja, tetapi juga kualitas hidup manusia di dalamnya. Kota yang berkelanjutan atau sustainable city bisa didefinisikan sebagai kota yang didesain tanpa mengabaikan dampak lingkungan.
Sebuah kota bisa dikatakan berkelanjutan jika ia memperhatikan keseimbangan harmonis antara perkembangan kotanya dengan perkembangan lingkungannya. Sebab jika salah satunya rusak, yang terjadi adalah ketidakberlanjutan sistem.
Sebagai kota modern dan berkelanjutan, perlu memiliki sebuah museum. Setidaknya untuk media pembelajaran sejarah atau kebudayaan bagi warga kota. Apalagi di antara warga kota nyaris selalu terdapat para pecinta sejarahnya. Terasa aneh jika ada kota zonder (tanpa) museum.
Museum sebagai sarana menjaga warisan alam, budaya, dan kemanusian di Indonesia secara kuantitas dan kualitas masih terbatas. Butuh pendekatan baru dalam menjaga dan menghadirkan museum, bisa belajar dari negara lain atau museum-museum swasta di dunia.
Apa yang ada di pikiran Anda tentang museum? Barangkali museum identik dengan gedung yang kusam dan tua, penerangan kelam, koleksi terbatas dan sebagainya. Salah satu manfaat museum yang berperan strategis dalam memperkenalkan kebudayaan, di Indonesia memang masih jauh dari harapan. Salah satu buktinya, soal jumlah museum di Indonesia yang secara kuantitas masih rendah.
Dengan jumlah penduduk sekitar 269,6 juta jiwa, Indonesia seharusnya punya museum lebih banyak. Saat ini, Indonesia baru punya 435 museum. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang penduduknya berjumlah 328,2 juta jiwa, memiliki 35 ribu museum. Jumlah museum Indonesia mungkin masih minim. Namun, kesadaran untuk memperbanyak museum semakin meningkat.
Dalam khazanah kebudayaan, museum adalah ruang dokumentasi serta pelestarian warisan literatif masa lampau. Museum menjadi sarana memproyeksikan peradaban. Lembaran institusional negara telah mengesahkan museum sebagai sarana edukatif , kultural, dan rekreatif.
“Cirebon memiliki banyak sejarah yang sangat besar. Pasti banyak hal-hal yang menceritakan bagaimana Cirebon masa lalu. Pemerintah Kota (Pemkot) tidak peduli dengan kebudayaan dan nasib sejarah Cirebon. Pasalnya, sampai saat ini Pemkot belum jelas mengurusi pembangunan Museum Diorama Cirebon,” ungkap Arsiparis Kota Cirebon, Wawan Hermawan, saat wawancara dengan radarcirebon.com, Rabu (12/3/2019).
Selain itu, Wawan juga menyebutkan, Pemkot tidak ada perhatian terhadap pembangunan museum diorama Kota Cirebon. “Padahal, pembuatan draft pembentukan Museum Diorama sudah selesai tapi tidak ada pengerjaan.”
Diketahui, museum tersebut nantinya akan menampilkan sejarah Pemkot Cirebon yang terbagi dalam lima periodesasi sejarah. Periodesasi dimulai dari masuknya Laksamana Cheng Ho ke Pelabuhan Cirebon pada masa awal Kerajaan atau Kesultanan Islam Cirebon.
Kemudian perjalanan sejarah berlanjut masa kedatangan bangsa Eropa, masa kolonial Belanda, masa penjajahan Jepang, masa Kemerdekaan dan berakhir pada periode pasca kemerdekaan.
Menurut Wawan, pembangunan Museum Diorama Kota Cirebon mendorong Cirebon sebagai salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya unggulan di Indonesia, mengingat Kota Udang itu sangat berpotensi sekaligus memiliki wisata sejarah yang sangat melimpah.
“Cirebon mempunyai potensi pariwisata yang sangat banyak untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, salah satunya adalah keberadaan keraton-keraton yang dapat dijadikan objek wisata sejarah, seni dan budaya,” ungkapnya.
Penetapan lokasi museum diorama ini, sudah dibahas dalam Forum Group Discussion (FGD) bersama pada sejarawan dan budayawan. “Penentuan lokasinya sudah ditetapkan, bahkan surat sudah ditandatangani oleh sekda,” ucap Kepala Seksi Pengelolaan dan Layanan Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Cirebon, Moh Samsudin, saat wawancara dengan radarcirebon.com, Rabu (12/3/2019).