RAKYATCIREBON.ID – Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di Kabupaten Cirebon wacananya segera dilaksanakan. Tapi, belakangan ditemukan beberapa pelajar yang terpapar Covid-19.
Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, mengimbau wacana KBM tatap muka dibatalkan. Menghindari terjadinya klaster baru kasus posistif Covid-19.
“Untuk kegiatan KBM tatap muka jangan dilakukan dulu. Karena jangan sampai ada klaster baru, kita sekarang jangan pakai zona,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni SKM MKes, Selasa (25/8).
Hal itu, sebagai upaya mengantisipasi terjadinya klaster baru dalam kasus positif Covid-19. KBM tatap muka, perlu dihindari. Disamping itu, jangan memberlakukan zona. Artinya, baik wilayah itu zona merah ataupun hijau, seyogyanya tetap menghindari KBM tatap muka.
Misalnya, lanjut dia, di Kecamatan Talun zona hijau, di Kecamatan Sumber zona merah, kalau warga atau pelajar di masing-masing zona bertemu maka tetap saja akan ada penyebaran Covid-19.
“Sebab kalau pakai zona, yang hijau didatangi sama zona merah, atau sebaliknya sama saja ada penyebaran Covid-19. Jadi sebaiknya KBM tatap muka dihindari. Lebih baik pakai daring atau online,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H Asdullah Anwar MM mengaku sampai saat ini, belum ada keputusan pelaksanaan KBM tatap muka. Mengingat masih butuh persiapan matang.
“Sekarang masih verifikasi. Harus banyak persiapannya. Bagaimana ketersediaan tempat cuci tangannya, maskernya, thermo gun. Semua harus dipersiapkan secara matang,” akunya.
Menurutnya, jangan sampai sekolah yang menyatakan siap, tapi dari segi persyaratannya belum memenuhi. Untuk verifikasi, dibutuhkan waktu satu minggu. Rencananya, Jumat nanti (28/8) hasil verifikasi akan dilaporkan.
Setelah ada laporan, pelaksanaan KBM tatap muka pun, tidak bisa langsung dilakukan. Perlu kesediaan pihak orang tua.
“Orang tua harus dilibatkan. Mereka harus memberikan izin. Ada Surat Pernyataannya. Diserahkan dulu nanti. Kita juga tidak mau disalahkan,” terang dia.
Ketika KBM tatap muka diberlakukan, pelaksanaannya dipastikan memperhatikan standar protokol kesehatan. Perkelasnya, dibatasi. waktunya dibagi-bagi.
“Jadi, tetap jaga jarak, waktunya satu hari dibagi 3 season. Perkelasnya, dibatasi. Masing-masing 10 orang,” ungkapnya.
KBM tatap muka ini, kata Asdullah merupakan dorongan dari orang tua. Guru pengajarnya, dipastikan sudah siap. Meskipun mendapatkan tambahan jam. Tapi, tidak semua pelajaran.
“Untuk pelajaran tertentu saja, yang sifatnya perlu dijelaskan. Misalnya seperti pelajaran matematika. Kan harus ada yang menjelaskan. Dan ini seperti simulai. Makanya, tidak full,” pungkasnya. (zen)