RAKYATCIREBON.ID - Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama, Prof Dr M Arskal Salim GP MAg menilai sejumlah persiapan IAIN Syekh Nurjati Cirebon bertransformasi menjadi UIN telah layak. Salah satunya ditinjau dari kesiapan tenaga pendidik guru besar.
Hal itu ditegaskannya dalam Seminar Akselerasi Guru Besar dan Transformasi IAIN Menuju UIN, Selasa (4/8) di Auditorium Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Arskal menjelaskan, idealnya rasio guru besar pada perguruan tinggi berjumlah 10 persen dari keseluruhan tenaga pendidik. Hanya saja untuk mencapai rasio itu tidak mudah. Oleh karena itu, upaya peningkatan jumlah guru besar di perguruan tinggi harus dilakukan.
\"Sangat kami dorong agar dosen-dosen yang sudah lektor kepala untuk maju menjadi kandidat guru besar,” ungkapnya saat sampaikan pemaparan.
Arskal menilai, salah satu kendalan masih terbatasnya jumlah guru besar di lingkungan PTKI ialah rendahnya produktivitas karya tulis yang terbit di jurnal internasional terindeks Scopus.
Di IAIN Cirebon, saat ini ada 10 guru besar. Jumlah itu masih sangat minimal. Apalagi IAIN bertekad ubah status menjadi UIN. Pihaknya mengimbau untuk membuat program akselerasi guru besar di kampus tersebut.
Rektor IAIN Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg dalam sejumlah kesempatan mengatakan, jumlah guru besar di IAIN Cirebon akan terus ditingkatkan. Diketahui, saat ini IAIN Cirebon memiliki 82 lektor kepala yang siap menjadi guru besar.
Sementara itu, Ketua LP2M IAIN Cirebon, Dr H Ahmad Yani MAg mengatakan, pihaknya sudah merancang sejumlah langkah strategis untuk akselerasi guru besar. Yakni melakukan seleksi lektor kepala yang paling potensial menjadi guru besar dan mendorong produktivtas karya tulis calon guru besar.
“Hampir di semua perguruan tinggi penyelenggara akselerasi guru besar itu di LP2M. Oleh karena itu LP2M IAIN Cirebon juga siap memfasilitasi kandidat guru besar untuk penelitian dan hasil karya tulisnya bisa dijadikan pra syarat sebagai guru besar karena di LP2M ada program penelitian dan pengabdian,” tukas dia. (wan)